CewekBanget.ID - Vaksin memang jadi salah satu cara untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19 di dunia.
Namun apa jadinya kalau ternyata ada varian COVID-19 yang kebal vaksin?
Varian-varian ini bisa jadi kebal vaksin karena adanya mutasi pesat, akibat makin banyaknya populasi yang terinfeksi virus corona.
Dilansir dari beragam sumber, ini 4 varian COVID-19 yang bisa jadi lebih kebal vaksin!
Baca Juga: Kartu Vaksin Melindungi Masyarakat, Gimana Nasib yang Enggak Bisa Vaksin?
Delta Plus
Dilansir dari Grid Health, varian Delta Plus ini adalah varian turunan dari varian Delta yang dikenal cepat menyebar.
Varian ini awalnya ditemukan di India dan jadi penyebab masifnya penyebaran virus COVID-19 di India pada awal tahun 2021.
Masalahnya, varian Delta Plus ini dianggap kebal obat dan vaksin COVID-19, seperti yang diutarakan Kepala Ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan
"Disebut plus karena memiliki mutasi lain, yang juga terlihat pada varian Beta dan Gamma, yang berpotensi juga berdampak pada pembunuhan antibodi virus," tulsi Soumya dalam Twitter WHO.
Beliau juga mengatakan kalau varian Delta Plus ini bisa jadi lebih mematikan, lho!
"Jadi ada sedikit kekhawatiran bahwa strain ini mungkin menjadi lebih mematikan karena resisten terhadap vaksin dan obat," tambahnya.
Lambda
Melansir dari Kompas.com, varian Lambda adalah varian yang termasuk varian of interest (VoI).
Walaupun enggak termasuk varian of concern (VoC) yang artinya enggak begitu menjadi ancaman, tapi tetap aja Lambda bisa mengurangi netralisasi antibodi, mengurangi kemanjuran obat, hingga bisa meningkatkan penularan dan keparahan penyakit.
Hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti asal Jepang, lho!
Baca Juga: Mulut Kering Bisa Jadi Gejala COVID-19 atau 4 Masalah Kesehatan Ini!
Mu
Pertama kali ditemukan di Kolombia, varian Mu ini juga termasuk varian of interest (VoI), yang artinya bisa kebal vaksin.
Bahkan menurut hasil pemantauan WHO yang dilansir dari The Guardian via Kompas.com, varian Mu ini punya sekelompok mutas yang bisa membuatnya berpotensi lolos dari sistem kekebalan tubuh yang telah dibuat dari vaksin.
R.1
Terbaru, ada lagi varian COVID-19 yang perlu kita perhatikan, yaitu varian R.1.
Varian ini sebenarnya bukan varian baru, karena pertama kali dideteksi di Jepang tahun 2020 lalu dan menyebar ke seluruh dunia.
Belakangan ini, tepatnya pada 22 September 2021 lalu, Newsweek via Kompas.com mengabarkan bahwa varian R.1 telah menginfeksi 45 penghuni dan stag di panti jompo Kentucky.
Beberapa pasien COVID-19 positif varian R.1 di antaranya sudah divaksinasi dan ada pula yang belum divaksinasi.
Mutasi R.1 ini sendiri dianggap mampu melewati perlindungan antibodi, walaupun sudah menerima vaksin lengkap!
Perlukah vaksin?
Jadi muncul pertanyaan, apakah kita masih perlu divaksin, walaupun ada varian COVID-19 yang bisa jadi kebal vaksin?
Jawabannya tentu aja perlu!
Pertama dan utama, masih belum cukup bukti kalau keempat varian di atas benar-benar kebal vaksin. Masih perlu penelitian lebih lanjut dan dalam tentang varian ini, girls.
Kedua, kalaupun keempat varian ini benar kebal vaksin, masih ada varian lain yang perlu kita waspadai. Varian lain ini sudah terbukti bisa ditangkal vaksin dan bisa mengurangi tingkat keparahan COVID-19, lho!
Ketiga, apabila virus COVID-19 masuk ke tubuh orang yang belum divaksin, maka akan lebih tinggi potensinya untuk bermutasi dan menjadi lebih ganas lagi.
Makanya penting banget untuk divaksin, biar memperkecil kemungkinan virus corona bisa bermutasi dan menjadi lebih ganas.
Jadi, jangan ragu untuk menerima vaksin, ya!
Pastikan kita juga selalu mematuhi protokol kesehatan, menerapkan 5M, dan tetap hidup sehat biar terhindari dari infeksi virus COVID-19!
(*)
Source | : | Kompas.com,Grid Health |
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR