Cara bernapas menggunakan diafragma
Sebelum pidato, letakkan salah satu tangan di bagian perut, kemudian bernapaslah rasakan perut kembang kempis.
Hitung hingga 10 selagi kita menarik napas ke dalam, kemudian hitung lagi hingga 10 saat mengeluarkan napas.
Baca Juga: Gawat! 3 Zodiak Cowok Ini Berpotensi Bikin Patah Hati Cewek Aries, Si Tipe Zodiak Tangguh!
Bahasa tubuh
Jangan salah, bahasa tubuh juga alat komunikasi yang efektif, karena dengan ini kita berkomunikasi tanpa perlu ada kata.
Bahasa tubuh ini merupakan kombinasi dari ekspresi wajah, gestur, dan gerakan yang ada dalam pikiran.
Latihanlah untuk membuat bahasa tubuhnya lebih percaya diri:
Berdiri dengan tegap lurus. Bila kita mengalami stres sebelum presentasi, ambilah momen untuk berdiri dengan posisi terkuatmu.
Dengan melakukan ini dalam beberapa menit akan meningkatkan hormon testosterone dan meningkatkan kepercayaan diri, serta mengurangi stres.
Nah, ada beberapa pose kuat yang bisa kita coba.
Salah satunya, pose pahlawan. Letakkan tangan di pinggul, angkat dahu, dan tonjolkan dada.
Selain pose pahlawan, cobalah untuk melatih ekspresi wajah. Ekspresi wajah harus sama dengan pesan yang akan kita sampaikan.
Bila kita masih belum percaya diri, cobalah untuk berpura-pura kalau kita percaya diri. Lama-lama kita pun akan merasakan kepercayaan diri itu.
Baca Juga: Selain Bikin Wangi, Ini 5 Kegunaan Lain dari Parfum Kesayangan Kita!
Bicara pelan
Bicara pelan, tapi jangan terlalu pelan. Bila kita bicara terlalu cepat, audiens akan sulit memahami maksud kita.
Sementara bila kita bicara terlalu lama, ini juga akan membuat audiens mudah tertidur.
Nah, gimana ya, caranya agar bisa bicara pelan?
Berilah jeda antara ide-ide kita. Biasanya, seorang public speaker akan jeda selama beberapa detik. Perhentian yang baik akan membuat audiens memahami apa yang kita sampaikan.
Ini juga akan memberikan pandangan kalau kita percaya diri dan dalam kendali.
Hindari kata-kata "ah", "um", "kamu tahu", atau "suka".
Daripada akan mengatakan kata-kata tersebut lebih baik kita diam sejenak.
Source | : | Parapuan |
Penulis | : | None |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR