CewekBanget.ID – Setelah lulus sekolah menengah, pengin lanjut jenjang pendidikan tinggi yang mana nih, girls?
Ada dua jalur pendidikan tinggi yang bisa kita jadikan pilihan, yaitu jalur pendidikan akademik dan jalur pendidikan vokasi.
Kalau pendidikan akademik (sarjana) lebih menitikberatkan pada teori dengan komposisi 60% teori dan 40% praktik, jalur pendidikan vokasi justru kebalikannya.
Baca Juga: Biar Makin Yakin dan Tepat Sasaran, Cari Tahu Perbedaan D3, D4 dan S1, Yuk!
Jalur pendidikan vokasi menitikberatkan pada praktik, dengan komposisi 60% praktik dan 40% teori.
Penasaran kenapa pendidikan vokasi justru lebih mengutamakan praktik?
Selain itu, kepoin juga keuntungan dari lebih banyaknya porsi praktik dibanding teori, yuk!
Vokasi lebih banyak praktik dibanding teori, kenapa ya?
Dilansir dari website Kemendikbud, Wikan Sakarinto selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, menjelaskan bahwa pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
Karena vokasi punya tujuan mempersiapkan lulusan yang bisa menerapkan keahlian dan keterampilan di bidangnya, makanya sistem pendidikannya lebih memberatkan praktikum.
Yup! Kemampuan praktis akan sangat berguna dalam dunia kerja.
Baca Juga: Perbedaan Vokasi dan Sarjana yang Perlu Remaja Ketahui Agar Bisa Sukses
Keuntungan dari belajar praktik lebih banyak
Porsi praktik yang lebih banyak dari teori ternyata memberikan banyak keuntungan lho, girls!
Sebagai lulusan vokasi, keunggulan yang kita miliki adalah kemampuan praktis seperti hard skill, karena kita memang diarahkan untuk dapat bersaing di dunia kerja sejak menempuh pendidikan vokasi.
Perusahaan akan lebih mempertimbangkan kita kalau kita memiliki kemampuan yang tinggi di bidang yang relevan dengan cakupan mereka.
“Logikanya, wajar kalau lebih banyak dibutuhkan lulusan yang ‘doing’ dan ‘action’ dibandingkan lulusan S1 yang spesialisasinya ‘analitis’,” ungkap Wikan, seperti yang dilansir dari YouTube Tim Dirjen Diksi.
Selain itu, pendidikan vokasi juga memiliki program link and match, yang bertujuan menciptakan sinergi antara dunia pendidikan serta dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Nah, program link and match ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja handal di bidang tertentu secara spesifik.
Jadi, kemampuan-kemampuan yang akan dilatih bakal disesuaikan sama job desk dari pekerjaan atau posisi tertentu di sebuah lembaga kerja,
Terlebih saat ini, banyak lapangan pekerjaan yang memang lebih mengandalkan skill nyata untuk bisa langsung diterapkan.
Selain itu, lebih banyaknya komposisi praktikum membuat lulusan vokasi jadi lebih terampil dan nilai skill praktiknya meningkat.
“Contohnya di bidang teknik mesin. Mahasiswa D4 akan belajar dan praktik teknik pengelasan di workshop dengan pola Project Based Learning atau project real dari industri yang dibawa masuk ke dalam kelas untuk dikerjakan, sebagai wahana pembelajaran langsung, sampai mereka layak dapat sertifikat kompetensi yang diakui oleh industri dan dunia kerja,” jelas Wikan pada video tentang vokasi di YouTube Tim Dirjen Diksi.
Baca Juga: Kenalan Dulu, Ini Unit dan Struktur Organisasi Ditjen Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi!
Alhasil, lulusan vokasi memiliki keahlian bekerja yang sudah sesuai minat dan spesifik, jadi perusahaan enggak perlu repot lagi menyaring skill dari calon karyawannya.
Untuk memilih mana yang akan kita ambil, pendidikan vokasi atau sarjana, itu semua tergantung passion, goals dan visi kita kedepannya, girls.
So.. pertimbangkan dengan baik dan jangan sampai salah pilih, ya!
(*)
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR