Menanggapi hal itu, ahli biologi molekuler Ahmad Utomo pun turut menjelaskan soal klaim Abdul Rohim.
Ahmad sendiri mengatakan bahwa ini kasus yang menarik dan belum diketahui pasti apa dan bagaimana efeknya.
Belum diketahui dengan jelas bagaimana dan seperti apa efeknya jika seseorang disuntik vaksin melebihi dosis yang telah dianjurkan oleh penelitian atau pembuat vaksin tersebut.
"Kalau efek jangka panjang tentu kita tidak tahu, kita pantau saja," ujar Ahmad, seperti dikatakanya pada Kompas.com, Selasa (21/12/2021).
Baca Juga: Jangan Coba-coba! Pemalsuan Sertifikat Vaksin COVID-19 Bisa Dapat Hukuman Berat Berikut
Ahmad menambahkan bahwa jika benar tubuh Abdul Rahim memiliki titer antibodi yang lebih tinggi berkat vaksin 16 kali, maka diharapkan agar dia tidak mengalami efek serius dan malah menjadi lebih tahan terhadap serangan COVID-19.
"Harapannya seperti itu (lebih tahan terhadap serangan COVID-19)," imbuhnya.
Meski begitu, Ahmad menyebutkan bahwa susah untuk bisa membuktikan apakah benar pria tersebut telah disuntik vaksin 16 kali.
Menurutnya, bisa jadi orang tersebut akan memiliki titer antibodi yang tinggi.
"Bisa jadi titer antibodi akan tinggi," kata Ahmad.
Source | : | Parapuan.co |
Penulis | : | None |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR