CewekBanget.ID - Kekerasan seksual bukan bukan hal baru yang bisa ditemukan di sekitar kita.
Di Indonesia sendiri, kasus pelecehan dan kekerasan seksual marak terjadi, girls.
Hal itu juga menjadi konsentrasi industri perfilman untuk mengangkat cerita soal tema kekerasan seksual menjadi tayangan film.
Cerita yang diangkat dari berbagai sudut pandang ini, bisa menjadi pembelajaran dan membukakan mata penonton supaya lebih aware lagi.
Berikut beberapa rekomendasi film Indonesia mengangkat isuk pelecehan dan kekerasan seksual.
27 Steps of May (2019)
Bercerita tentang sosok May (Raihaanun), perempuan yang punya pengalaman kelam diperkosa oleh sekelompok orang.
Ayah May (Lukman Sardi) begitu terpukul dengan kondisi putrinya.
Dia terus menyalahkan diri karena enggak bisa melindungi anaknya ketika butuh bantuan.
Ayah May diliputi rasa marah kepada pelaku dan rasa bersalahnya yang besar itu, hingga melampiaskannya di ring tinju.
Kita akan dihadapkan pada perjalanan cerita psikologis korban kekerasan seksual, yang sulit mendapatkan keadilan.
Raksasa dari Jogja (2016)
Bian (Karina Salim) hidup dalam ketakutan dan trauma sejak kecil.
Dia hidup dengan melihat ibunya sering mendapat perlakuan kasar, dan pukulan dari sang ayah.
Terlebih sikap sang ayah yang protektif dan selalu mengekang apa pun yang enggak menjadi kehendaknya.
Kisah pilu Bian masih berlanjut ketika dia dewasa, dan bertemu dengan cowok dengan sikap kasar serta tukang selingkuh.
Enggak dipungkiri Bian menjadi perempuan yang penuh luka, baik timbul dari dalam rumah maupun di luar rumah.
Beragam peristiwa beruntun di hidup Bian, jadi gambaran efek traumatis yang dirasakan seorang perempuan.
Baca Juga: 8 Fakta Miris Kasus Pelecehan Seksual Puluhan Santriwati di Bandung!
Love and Edelweiss (2010)
Mengikuti kisah Ryo (Mike Lucock), mengalami rentetan peristiwa memilukan.
Ryo telah mendapat pelecehan seksual dari seorang pedofil sejak masih kecil.
Di tambah kondisi keluarganya yang enggak harmonis juga makin memperburuk keadaan.
Ibunya sering mendapat perlakuan kekerasan dari sang ayah.
Perlakuan itu juga dialmpiaskan pada Ryo sejak kecil.
Pengalaman itu menjadikan Ryo makin brutal, dan melampiaskan sikap kasarnya pada orang lain.
Seperti balas dendam, Ryo malah berlaku lebih keji hingga membunuh teman-temannya karena alasan cemburu.
Dari film Love and Edelweiss, kita bisa tahu bahwa akar permasalahan psikologis seseorang juga bisa datang dari faktor trauma dan keluarga.
Baca Juga: Cinta Laura Dukung Penuh Permendikbud Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Bagi Mahasiswa
Berbagi Suami (2004)
Tiga perempuan berasal dari kebudayaan berbeda-beda tapi bernasib sama.
Sama-sama malang, karena memiliki suami yang melakukan poligami secara paksa.
Film satu ini merekam pengalaman dari sudut pandang seorang istri yang dipoligami.
Bukan hanya soal perasaan yang diduakan, tapi ketiganya pun sama-sama mendapat perlakuan kasar baik fisik, verbal, dan seksual dari masing-masing suaminya.
Berbagi Suami berhasil memotret bagaimana kaum perempuan masih saja sering dianggap rendah dan lemah.
Terlebih enggak diberi ruang yang sama untuk dihargai.
Penyalin Cahaya (2021)
Film Penyalin Cahaya juga menjadi potret kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja.
Baca Juga: Netizen Marah, Kru Penyalin Cahaya Jadi Pelaku Pelecehan Seksual
Dibintangi oleh Shenina Cinnamon hingga Chicco Kurniawan, mengisahkan perjuangan mahasiswi yang mengalami pelecehan seksual.
Seluruh hidupnya mulai berubah setelah peristiwa itu, dan dia dihadapkan dengan banyak penilaian dan perlakuan enggak adil.
Bahkan harus merelakan mimpi-mimpinya yang sedang diperjuangkan.
(*)
Source | : | IMDb |
Penulis | : | Tiara Harum Pramesti |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR