CewekBanget.ID - Pemerintah mengusulkan Reog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda (WBtB) kepada UNESCO pada bulan Februari lalu.
Namun yang jadi perbincangan sekarang adalah, ternyata pemerintah Malaysia juga berencana mengajukan kesenian Reog tersebut ke UNESCO.
Hal ini membuat para seniman Reog di Indonesia turun ke jalan dan menuntut Reog segera diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pun mendukung penuh rencana pengajuan reog ke UNESCO tersebut.
“Saya mendukung penuh Reog diusulkan menjadi budaya tak benda di UNESCO.
Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia,” kata Muhadjir, dikutip dari Kompas.id via Kompas.com.
Sejarah Reog Ponorogo di Indonesia
Tari tradisional Reog Ponorogo sudah menjadi warisan budaya Indonesia yang berlangsung sejak zaman kerajaan Kediri sekitar abad XI.
Seni pertunjukan dari Ponorogo, Jawa Timur ini menghadirkan sosok topeng macan berhias bulu merak dengan ukuran yang sangat besar.
Baca Juga: UNESCO Khawatirkan Proyek Jurassic Park di Pulau Komodo, Pemerintah Indonesia Diminta Hentikan
Dikutip dari berbagai sumber, awal mulanya Tari Reog merupakan pertunjukkan yang dipersembahkan oleh Raja dari Kerajaan Bantarangin yaitu Prabu Klana Sewandono.
Prabu Klana Sewandono ingin mempersunting Putri Songgolangit dari Kerajaan Kediri.
Akhirnya sang Prabu menggunakan pertunjukan dengan menggunakan Raja Singo Barong.
Raja Singo Barong disebut berkepala harimau dengan seekor Merak bertengger di atasnya.
Reog yang Ada di Malaysia
Sendratari Reog Malaysia, yang berada di Johor dan Selangor Malaysia dikenal dengan nama Tari Barongan.
Dilansir dari halaman Universitas Krisnadwipayana, barongan dibawa ke Malaysia sekitar tahun 1722 oleh warga Pulau Jawa, terutama dari Ponorogo saat merantau di Malaysia.
Sedangkan menurut Pakar Budaya Unair Puji Karyanto, Malaysia yang berkeinginan mengeklaim Reog Ponorogo ke UNESCO, merupakan sebuah refleksi bagi bangsa, agar tidak abai dengan budaya tradisi.
Baca Juga: Tips Remaja Atur Keuangan dari Global Money Week 2022 Allianz Indonesia!
“Kita sebenarnya sudah cukup sering belajar terkait hal-hal seperti ini.
Tentu saja, ketika ada hal seperti ini, ini menjadi sarana refleksi bagi kita kenapa sampai ada negara lain yang ingin mendaftarkan salah satu warisan budaya tak benda kita ke UNESCO.
Jangan-jangan warisan tak benda ini memang lebih hidup di mereka, daripada di kita," kata Puji Karyanto dilansir dari laman Unair.
Sementara Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, merasa kecewa dengan sikap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Sebab saat ini budaya Reog Ponorogo dirasa lebih mendesak diusulkan ke UNESCO karena kabar klaim Malaysia yang ingin ajukan Reog ke UNESCO.
Tapi Mendikbudristek, Nadiem Makarim justru mengusulkan jamu sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
"Kesenian adiluhung Reog Ponorogo dikalahkan oleh jamu," kata Sugiri.
Saat mengetahui keputusan Nadiem tersebut, Sugiri mengaku kaget, karena menurutnya pemerintah terkesan mengabaikan reog.
Bagaimana menurut kamu, girls?
Baca Juga: Toleransi Mahalini Selama Ramadan, Bangunin Iky Sahur Sampai Masakin Takjil
(*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Aisyah Balqis |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR