Ini pula yang memungkinkan terjadinya ovulasi dan menstruasi.
Kalau melansir dari MedicineNet.com, hal itu dipicu oleh tingkat estrogen atau hormon penting dalam mempersiapkan telur untuk ovulasi yang rendah saat menstruasi.
Sedangkan progresteron atau hormon yang meningkat segera setelah ovulasi akan menurun secara perlahan sampai levelnya turun cukup untuk memicu menstruasi.
Kembung dan sembelit juga jadi efek sekunder dari perlambatan atau ketenangan pada kontraksi otot polos saluran pencernaan yang disebabkan oleh progresteron.
Terakhir, kalau kita mengalami diare dan merasakan gemuruh dari perut saat menstruasi, ini bisa jadi disebabkan oleh tingkat prostagladin yang tinggi.
Prostagladin adalah reaksi kimia yang dilepaskan setelah memicu menstruasi dan menyebabkan kontraksi rahim.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini Tanda-Tanda Nyeri Menstruasi Enggak Normal!
Penanganan
Gejala perut dan pencernaan saat menstruasi kerap bikin kita enggak nyaman, nih.
Lantas, bagaimana kita bisa menanganinya?
Kita bisa meringankan gejala dengan mengubah pola makan, misalnya dengan mengonsumsi banyak makanan berserat tinggi, biji-bijian, dan sayuran.
Batasi pula asupan garam tambahan, susu, gula, alkohol, makanan pedas, dan kafein.
Selain itu, kita pun bisa melakukan olahraga dan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi.
Kalau semua itu enggak mempan, baru kita sebaiknya berkonsultasi ke dokter demi mencegah masalah yang lebih serius.
Baca Juga: Atasi Payudara Nyeri dengan Perhatikan Pemilihan Bra dan Makanan
(*)
Source | : | Healthline,Medicinenet.com |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR