CewekBanget.ID - Serangan diare betul-betul bikin kita kesulitan, setuju enggak sih?
Bukan cuma bikin sakit perut dan buang air besar terus-menerus, diare juga membuat aktivitas kita terganggu karena bolak-balik ke kamar mandi.
Biasanya diare disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman, kotoran, dan racun.
Jadi, apa saja yang harus diperhatikan saat kita dilanda diare?
Asupan Cairan
Kita pasti paham kalau diare menyebabkan kehilangan cairan dan mineral sehingga kita mengalami dehidrasi.
Makanya, apabila kita mengalami diare, pastikan kebutuhan cairan terpenuhi dengan minum 2-3 liter air putih atau sekitar 8-12 gelas ukuran sedang per hari.
Kita juga bisa mengandalkan cairan dari sup, kuah kaldu, hingga jus buah atau minuman sehat lainnya.
Sedangkan untuk mengisi ulang garam dan mineral yang terkuras selama diare, konsumsi minuman tinggi elektrolit, misalnya oralit atau minuman berenergi.
Baca Juga: Ingat Lakukan 5 Hal Ini Agar Masalah BAB Jadi Bisa Teratasi!
Pola Makan
Saat diare, perhatikan pola dan asupan makan kita.
Kita bisa mengonsumsi makanan rendah serat dengan minim olahan dan tanpa banyak bumbu saat mengalami diare.
Kita juga sebaiknya menyantap makanan tinggi probiotik seperti yogurt, serta makan dengan porsi kecil tapi sering.
Hal tersebut dilakukan demi meringankan beban kerja usus selama diare.
Makanan Pemicu Diare
Yang paling jelas, jangan sampai kita mengonsumsi makanan yang dapat memicu atau memperparah diare.
Ini termasuk makanan yang digoreng, berminyak, berlemak, pedas, atau enggak betul-betul matang.
Selain itu, beberapa jenis buah dan sayur seperti brokoli, jagung, dan kol juga dapat memicu gas dan memperparah diare.
Hindari pula minum minuman seperti kafein, alkohol, dan tinggi kandungan gula, serta susu dan produk olahannya khususnya bagi orang dengan intoleransi laktosa.
Baca Juga: Enggak Sengaja Makan Makanan Basi? Lakuin 3 Pertolongan Pertama Ini!
(*)
Source | : | The Healthy |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR