Posisi Terancam
Sering terjadi, korban kekerasan dalam hubungan sulit pergi dan malah kembali lagi pada pelaku karena ia berada dalam posisi rentan atau terancam.
Kadang, meski telah melaporkan pelaku ke pihak berwenang, korban belum tentu sudah terjamin dalam kondisi aman dan enggak mendapatkan tekanan dari pelaku atau orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, korban kerap dihantui ketakutan bahwa pelaku kekerasan bisa berlaku lebih buruk lagi apabila ia mencoba untuk pergi.
Bukan enggak mungkin, tekanan dari pelaku berupa ancaman fisik, psikologis, hingga finansial dan sosial membuat korban enggak berani untuk pergi.
Memikirkan Orang Lain dalam Hubungan
Seringkali korban bertahan dalam abusive relationship karena enggak mau pelaku turut menyakiti dan mengganggu orang lain yang berkaitan dengan hubungan mereka.
Mungkin sosok tersebut adalah orang tua, kerabat, teman, hingga anak mereka.
Dalam hubungan pernikahan yang abusive misalnya, korban kadang terpaksa bertahan karena takut anak mereka enggak dapat tumbuh dengan baik tanpa sosok orang tua yang lengkap.
Atau ia takut pelaku melakukan hal-hal buruk terhadap sang anak kalau ia berusaha meninggalkannya.
Jadi persoalan abusive relationship kerap bukan hanya tentang 2 orang yang berada dalam hubungan tersebut saja ya, girls.
Baca Juga: Jangan KDRT, Yuk Lakuin 5 Hal Ini Biar Keluarga Makin Harmonis!
Stem Cell, Terobosan Baru Sebagai Solusi Perawatan Ortopedi Hingga Cedera Olahraga
Source | : | Very Well Mind,Women Against Abuse |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR