CewekBanget.ID - Seiring dengan kondisi pandemi yang lebih terkendali, acara musik dan konser mulai marak diadakan kembali.
Rasanya setiap bulan ada saja konser hingga festival yang siap mengobati rasa rindu para pencinta musik untuk nyanyi bareng musisi idola.
Para musisi lokal hingga internasional secara beruntun tampil di Indonesia dengan karya terbaik mereka.
Sayangnya antusiasme para penonton terkadang belum tertangani dengan baik oleh pihak penyelenggara.
Salah satunya Festival Musik "Berdendang Bergoyang" hari kedua yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, pada Sabtu (29/10/2022) terpaksa dibubarkan polisi.
Tindakan tersebut dilakukan sebab jumlah penonton yang melebihi kapasitas lokasi, sehingga berisiko menimbulkan korban.
Merespon insiden tersebut, Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) beberapa waktu lalu melaksanakan konferensi pers pernyataan sikap.
Konferensi tersebut diadakan pada Kamis (3/11/2022) di Creative Hall M Bloc, Jakarta.
Dino Hamid (New Live Entertainment) selaku Ketua Umum APMI, Emil Mahyudin (Nada Promotama) selaku Sekretaris Jenderal APMI, dan Dewi Gontha (Java Festival Production) selaku Ketua Bidang Program dan Investasi hadir dalam kesempatan tersebut.
"Kita tidak mau menyalahkan pelakunya, karena kejadian itu bisa terjadi di mana saja.
Di Korea pun (tragedi Itaewon) di hari yang sama terjadi hal itu," ungkap Dino mengawali pernyataan dari APMI.
Baca Juga: Tambahan Line Up Head In The Clouds Jakarta, Ada Musisi Indonesia Lagi
Oleh karena itu APMI dengan para pihak terkait harus bekerja sama agar festival musik bisa tetap diadakan dengan kondusif.
"Tidak ada lagi yang secara emosional membuat acara tanpa mengetahui proses hulu-hilir yang tepat dan benar," imbuh Dino.
Meski begitu, adanya insiden pembubaran tersebut juga membawa dampak yang positif.
"Kami enggak sebut itu sebuah masalah, tapi tantangan. Setelah itu banyak sekali promotor yang akhirnya berkomunikasi dengan kami.
Dengan kepolisian pun kami telah melakukan koordinasi secara langsung," lanjut Dino.
Dino juga menilai, acara musik yang diadakan tahun ini justru lebih padat dibandingkan sebelum pandemi.
"Mungkin sebelum pandemi terjadi sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Hari ini (acara musik) yang sama kerennya kayak Synchronize terjadinya tiap minggu," jelas Dino.
Fenomena tersebut menjadi pencapaian yang membanggakan sebab banyak pihak yang perekonomiannya terbantu.
"Makanya karena kemarin ada kejadian dan kita dengar sekarang ini ada beberapa event yang tidak dikeluarkan izin.
Kita ingin bersama-sama agar punya spirit, apa yang terjadi kemarin itu harusnya bisa diperbaiki.
Tapi jangan memberhentikan mimpi kita, atau achievement kita yang sudah berapa bulan ini sudah berhasil dan memberikan impact yang positif," pungkas Dino.
Baca Juga: Sheila On 7 Gelar Konser Solo Tahun 2023, Tiket Ludes Dalam 30 Menit!
(*)
Penulis | : | Novita Caesaria |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR