Aksi nyata APPMI mengenalkan dan meningkatkan nilai jual sulam Karawo
Sejalan dengan tema, rangkaian pembinaan untuk meningkatkan nilai jual dari sulam Karawo pun dilakukan APPMI.
Mulai dari pembinaan kepada desainer-desainer lokal, juga pengrajin sulam Karawo yang ada di Gorontalo.
Di pusat, APPMI mengadakan kompetisi tahunan Indonesia Young Designer
Competition yang tema tahun ini adalah Karawo, di mana para peserta diminta untuk memaksimalkan tema desain menggunakan sulam Karawo.
Harapannya, nantinya kain Karawo bisa dipromosikan enggak cuma di pasar nasional, tapi juga pasar internasional.
"Kain Karawo merupakan sulaman yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Sulaman ini merupakan sulaman yang dibuat dengan 4 tahapan: penggambaran, kemudian dipotong dan diiris, lalu dicabut benangnya, dan
terakhir disulam.
Proses ini memakan waktu cukup lama, sehingga biayanya cukup
tinggi," papar Lyla Laya, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo.
Kolaborasi dengan fotografer dan fashion stylist kondang
Dalam mempersiapkan kampanye "Sagara dari Timur", IFW berkolaborasi dengan Jacky Suharto (Fashion Photographer) dan Ajeng Swastiari (Fashion Stylist) dalam menyusun konsep kreatif video, foto, pakaian, riasan, dan juga musik.
"Tujuannya agar pesan penting untuk melestarikan budaya Indonesia melalui
perkembangan industri fashion dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens generasi muda.
Saat ini target audiens generasi Z menjadi salah satu target audiens utama dalam komunikasi kampanye IFW, sehingga dibutuhkan cara komunikasi dan
juga tampilan visual yang sesuai," kata Jacky Suharto.
Baca Juga: Wajib Tahu! 10 Style Ini Bakal Jadi Tren Fashion 2023 (Part 2)
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR