"Karakter Laras tidak sempurna (kalau sempurna, enggak ada gunanya jadi cerita.)
Laras, seperti yang dikatakan Dilla, 'jahat, nyusahin, bego.' Itu adalah character's flaw.
Dar luar, Laras kelihatan kayak panutan: dapat beasiswa, pintar, ketua OSIS, 'anak gereja.'
Sebenarnya, Laras adalah orang yang selfish. Perjalanan Laras dari awal film Dear David sampai akhir, inilah pengalaman spiritual kita dalam menonton tiap film.
Keputusan Laras, David, Dilla di akhir film, adalah keputusan karakter-karakternya. Tak mengkhianati bangunan karakter. Dan tak perlu semua penonton setuju," tulis Joko Anwar.
Film enggak perlu harus mendidik
Sutradara film Pengabdi Setan ini juga mengatakan kalau film enggak perlu dibebankan untuk mendidik.
"Film tak perlu diberikan beban untuk mendidik. Film memberikan pengalaman, mengikuti perjalanan karakter dan menggunakannya sebagai bahan untuk memikirkan hidup kita sendiri.
Film yang sesuai dengan ekspektasi kita memberikan kita kepuasan. Film yang tak sesuai dengan keinginan kita memberikan kita bahan renungan."
Enggak ketinggalan Joko Anwar memberikan apresiasi kepada semua divisi yang terlibat dalam pembuatan film ini.
Bagaimana menurut kamu, girls?
Lihat postingan ini di Instagram
Baca Juga: Shenina Bikin Cerita Fantasi Emir Mahira Buat Film Dear David
(*)
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR