CewekBanget.ID - Penyakit kritis jadi salah satu hal yang kita takuti yaa, girls.
Memiliki penyakit kritis tentu akan jadi tantangan yang sangat berat dalam hidup.
Selain karena penyakitnya yang berisiko kematian, ketika menjalani perawatannya juga pasti akan membutuhkan biaya yang sangat besar.
Terlebih lagi fakta bahwa penyakit kritis di Indonesia yang terus meningkat, membuat kita harus lebih aware lagi dengan hal ini.
Berdasarkan data dari BPJS yang ditunjukkan dalam acara 'Press Conference & Launching Ceremony MCI PRO dari Generali di Sienna Function Hall, Jakarta, pada Kamis, (21//3/2024), terungkap 8 penyakit kritis yang paling banyak terjadi di Indonesia.
Daftar penyakitnya adalah:
1. Kanker (lebih dari 3,8 juta kasus)
2. Sakit jantung (lebih dari 20 juta kasus)
3. Stroke (lebih dari 2,5 juta kasus)
4. Gagal ginjal (lebih dari 1,3 juta kasus)
5. Thalassemia (lebih dari 281 ribu kasus)
Baca Juga: 5 Penyakit Ini Rentan Terjadi saat Lebaran, Jaga Daya Tahan Tubuh!
6. Leukemia (lebih dari 161 ribu kasus)
7. Sirosis hati (lebih dari 236 ribu kasus)
8. Hemofilia (lebih dari 140 ribu kasus)
Pengobatan butuh dana sampai triliun rupiah
Melalui siaran press release dari Generali Indonesia, 8 penyakit kritis yang paling banyak terjadi di Indonesia itu membutuhkan dana fantastis untuk pengobatan.
Disebutkan bahwa 8 penyakit tersebut bisa menghabiskan biaya hingga puluhan triliun rupiah!
Masih melansir press release yang sama, tren klaim di Generali Indonesia menunjukkan ada klaim penyakit kritis di tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 32.35% dari sisi jumlah kasus, dan sebesar 34.16% dari sisi nominal klaim.
Beberapa jenis penyakit kritis dengan kasus terbanyak adalah kanker payudara, gagal ginjal kronis, sumbatan pembuluh darah jantung dan serangan jantung, serta stroke.
Pentingnya asuransi untuk penyakit kritis
Generali Indonesia melihat tren penyakit kritis di Indonesia tahun 2023 ini sebagai hal yang serius karena sangat mungkin akan adanya penyakit baru yang asalnya dari penyakit kritis tersebut.
Baca Juga: Orang dengan 5 Penyakit Ini Dilarang Puasa. Bahayakan Kesehatan?
Edy Tuhirman, CEO Generali Indonesia melalui siaran press release, mengatakan, “Risiko penyakit kritis semakin besar baik di masa kini maupun masa depan dan masih berpotensi munculnya berbagai penyakit misterius baru.
Untuk itu, perlu disadari bahwa perencanaan keuangan perlu disiapkan untuk mengantisipasi risiko finansial dari potensi penyakit yang menganggu sistem dan fungsi organ tubuh.
Kami di Generali Indonesia memahami hal tersebut, dan inovasi MCI Pro hadir untuk melindungi keluarga Indonesia agar bisa lebih tangguh mempersiapkan masa depan.
Produk asuransi tambahan ini juga hadir sebagai komitmen kami menjadi Lifetime Partner nasabah sekaligus dalam rangka mewujudkan visi enable people to shape a safer and more sustainable future by caring for their lives and dreams."
MCI Pro by Generali memberikan perlindungan berdasarkan sistem dan fungsi organ
Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, penyakit kritis yang banyak dialami di Indonesia sangat berisiko memunculkan jenis penyakit baru yang mungkin kalau dalam produk asuransi enggak atau belum masuk dalam kategori perlindungan.
Berbeda dengan produk asuransi lain, MCI Pro memperkenalkan manfaat inovatif yang bukan berdasarkan diagnosa nama penyakit yang terdaftar dalam polis, namun perlindungan berdasarkan sistem dan fungsi organ sehingga memiliki perlindungan yang lebih luas.
Belum lagi kekhawatiran adanya emerging infectious disease (EIDs) yang berarti munculnya penyakit baru pada suatu populasi, atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat yang berpotensi menyebabkan kematian pada manusia dalam jumlah besar.
Perlindungan asuransi tambahan MCI Pro melindungi 7 (tujuh) sistem organ tubuh yakni sistem kardiovaskular dan fungsi jantung, sistem dan fungsi hati, sistem dan fungsi ginjal, sistem pernapasan dan fungsi paru, sistem pencernaan, sistem sensorik, serta sistem syaraf dan fungsi neuromoskular.
Selain itu, produk ini juga melindungi penyakit kanker, stroke, serangan jantung, terminal ilness dan komplikasi diabetes.
Baca Juga: 70 Persen Pasien Kanker Payudara Indonesia Sudah Stadium 3 Saat Terdeteksi
(*)
Source | : | Press Release |
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR