FYI, Amah ini punya 3 anak, anak pertama sukses jadi 'orang', anak kedua yang juga merupakan ibunya M 'sukses' jadi sosok yang penyayang dan penuh tanggung jawab, sedangkan anak bungsunya hanya pengangguran yang punya banyak hutang.
Nah, film ini sukses menggambarkan dinamika di dalam satu keluarga, terutama kesenjangan ekonomi antar-saudara.
Selain itu, kisah di akhir-akhir masa hidup Amah bakal bikin kita sedih dan langsung ingat sama sosok nenek kita, baik yang masih hidup maupun yang udah enggak ada.
2. Kita bisa merasakan POV seorang nenek
Seperti yang udah disebutkan di atas, film ini bakal mengingatkan kita pada sosok nenek.
Apalagi buat kita yang punya hubungan yang dekat dengan nenek, pasti bakalan nangis sesegukan, deh.
Enggak cuma bikin kita ingat sama nenek, tapi film ini juga bikin penonton bisa merasakan POV seorang nenek.
Bukan uang atau harta yang utama, namun di masa tuanya, nenek sebenarnya cuma butuh 'waktu' dari anak dan cucu-cucunya.
Kita bakalan gemes banget melihat tingkah Amah yang emang udah template nenek-nenek pada umumnya.
Namun di satu sisi, kita juga bisa membayangkan bagaimana nanti jika kita udah tua, harus menjalani sisa-sisa hari dan hanya 'berteman' dengan kesepian.
3. Bikin ngakak sekaligus nangis bombay
Interaksi M sebagai cucu dengan Amahnya ini juga lucu.
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR