Gimana rasanya dua bulan enggak melihat matahari karena tertutup asap? Teman-teman kita di Pekanbaru dan sekitarnya pernah merasakan hal ini, girls. Lina, dari Kabupaten Pelalawan, Riau, membocorkan, "sekolah sampai diliburkan dan baru masuk lagi dua hari terakhir ini. Bahkan, ujian jadi diundur. Sekarang udara udah mendingan, udah bisa lihat matahari setelah dua bulan enggak kelihatan."
(Baca juga: 12 Fakta Kabut Asap di Sumatera dan Sekitarnya)
Bagi-bagi Masker
Bukan hanya di Sumatera, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah juga mengalami masalah serupa. Aktrio (18) bercerita tentang udara Palangkaraya yang sudah enggak sehat lagi. "Selain bikin mata perih, juga bikin sesak napas. Pokoknya, kalau keluar rumah harus pakai pelindung. Di beberapa ruas jalan di Palangkaraya, ada yang membagi-bagikan masker secara gratis. Warga juga dihimbau buat memakai masker kalau keluar rumah. Kalau enggak punya, minimal pakai sapu tangan,"curhat Aktrio.
Banyak Jatuh Sakit
Yaya (18) di Bukittinggi, Sumatera Barat punya pengalaman enggak mengenakkan mengenai masalah kabut asap ini. Kabut yang kian hari kian tebal membuat banyak yang terganggu pernapasannya. "Aku pernah datang ke rumah sakit. Di sana banyak banget anak-anak yang sesak napas dan sakit paru-paru karena kabut asap ini," ungkap Yaya.
(Foto: kompas.com/Amriza Nursatria)
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR