Enggak hanya memikirkan dalam-dalam jurusan yang akan diambil, pada pemilihan pendidikan tinggi, salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan ialah tujuan jangka panjang dalam menempuh pendidikan.
Hal itu, antara lain, akan menentukan apakah individu sebaiknya memilih program sarjana (strata satu) atau diploma.
Selama ini terdapat kesan pendidikan vokasi dalam program diploma masih dipandang sebelah mata. Para siswa cenderung mengejar gelar sarjana. Terdapat perbedaan di antara kedua program pendidikan itu dan masing-masing memiliki tujuan dan kekuatan berbeda.
Sebagai acuan, kita lihat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Di Indonesia, pendidikan tinggi dibedakan menjadi dua. Pertama, pendidikan akademik yang memiliki fokus penguasaan ilmu pengetahuan. Kedua, pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahlian.
Baca juga: 5 Jurusan Kuliah Jenjang Diploma Yang Lulusannya Dapat Gaji Tinggi
Program diploma
Bagaimana dengan pendidikan vokasi? Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan. Pendidikan vokasi dapat dikembangkan oleh pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan.
Lewat program diploma, lulusan pendidikan menengah atau sederajat dapat mengembangkan keterampilan dan penalaran dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya.
Program diploma terdiri dari diploma 1, 2, 3, dan 4 (sarjana terapan). Lulusan program diploma berhak menggunakan gelar ahli atau sarjana terapan. Jika pendidikan diteruskan pada jalur itu, dapat diperoleh gelar magister terapan atau doktor terapan.
Baca juga: 5 Keuntungan Kuliah di Universitas Swasta
Program sarjana
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan program pasca sarjana yang diarahkan pada penguasaan serta pengembangan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Harapannya, para peserta didik mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penalaran ilmiah.
Penulis | : | Natasha Erika |
Editor | : | Natasha Erika |
KOMENTAR