Kita para remaja juga sering kali di-bully di media sosial oleh teman-teman. Bullying semacam ini bisa berdampak sangat menyakitkan. Enggak berbeda sama jadi korban bullying di dunia nyata.
Mempengaruhi area di otak
Alasan utama mengapa sebuah penolakan bisa menyakitkan adalah karena area tertentu di otak diaktifkan seperti halnya saat kita mengalami sakit fisik.
Inilah mengapa kita kerap merasa kecewa dan sakit hati saat teman yang selalu kita beri tanda "like" di Facebook" atau Path, enggak membalasnya dengan perlakuan serupa.
Area otak yang aktif tersebut membuat kita merasa enggak berdaya dan sangat sensitif sehingga kita merasa seolah-olah menjadi pecundang. Sebenarnya ini bukan karena kita orang yang emosinya lemah, tetapi otak kita memang didesain seperti itu saat menerima penolakan.
(Baca juga: Hate-Stalking Bisa Menyebabkan Depresi pada Remaja)
Hindari sakit hati karena social media
Untuk mencegah timbulnya rasa sakit hati yang sebenarnya enggak perlu, mungkin kita perlu mulai melihat sesuatu secara lebih luas. Misalnya, saat undangan pertemanan kita di Facebook ditolak, jangan langsung sedih. Barangkali ia memang sudah lama tidak masuk ke akunnya karena sedang sibuk.
Atau misalnya di Twitter. Dalam satu jam ada ribuan "kicauan" yang akan membanjiri lini masa. Jadi jangan kaget kalau tweet kita langsung terdorong sehingga enggak sempat dibaca teman.
Walaupun ada seribu alasan untuk merasa ditolak di social media, 99 persennya bukan disebabkan oleh hal yang personal. Mengira-ngira mengapa kita ditolak enggak cuma membuat kita sakit hati tapi juga membuat kita menyimpulkan sesuatu yang salah tentang seseorang. Akhirnya malah bikin pertemanan di dunia nyata yang baik-baik aja, jadi rusak. Daripada berburuk sangka, mendingan telepon atau ketemu langsung untuk bertanya kabar. Iya enggak, girls?
(Baca juga: Tips Move On Dan Menghadapi Rasa Sedih Dan Depresi)
(lusia/ female.kompas.com, foto: huffingtonpost.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR