Kembali ke saat ini, ke tempatku terjatuh.
Aku menatapnya. Tanpa takut.
Graha balas menatapku masih dengan ekspresi itu. Perlahan dia berdeham sambil memandang cepat ke sana ke mari. Dia tersipu. Aku tahu.
Saat Graha mulai berbalik sambil bergumam tidak jelas, aku mulai tertawa. "Graha, aku suka kamu," ucapku lebih keras. "Kalau kamu masih tetap sok enggak dengar apa-apa, aku akan
berteriak lebih keras."
Seharusnya sih dia enggak perlu takut. Tidak ada siapa-siapa lagi di lapangan basket ini.
"Graha!" aku memulai ancamanku. "Aku...."
Dia berbalik dengan cepat dan menghampiriku dengan tampang gusarnya yang sedikit, sedikit sekali, memerah.
"Aku tahu," ucapnya. Membuatku tersenyum. "Aku tahu, aku dengar, dan aku juga menyukaimu, jadi...." dia meletakkan telunjuknya di bibir, lalu tersenyum dengan senyumnya yang langka. "Diamlah." Dan dia menarik tanganku untuk mengikutinya.
Dialah Graha.
(Oleh: Retno Wulandari, foto: weheartit)