**
"Lagian, kamu itu anak baru, udah deket aja sama si Tio. Dia, kan, keturunan algojo. Preman terminal Blok M," ujar Aisha.
"Stop menjelek-jelekkan orang lain, deh. Mentang-mentang sering mangkal di Blok M, jadi preman begitu? Dia kerja di sana, membantu abangnya menjaga toko buku bekas. Aku dekat sama Tio, karena sering ketemu dia di sana, waktu belum pindah ke sini," kata Blues.
"Oohh...."
"Makanya, jangan suka menuduh orang sembarang. Cari dulu detailnya, baru komentar."
"Terus, yang laporin kamu ke Tante Sera, gimana tuh?"
"Ya, sama kayak kamu tadi, baru lihat sekali udah menyimpulkan. Si Nayla yang cerita ke mamanya, kebetulan mama si Nay teman sekantor mama."
"Ya ampun, Blues."
"Enggak penting, deh. Aku juga semula curiga, Mama mengajak ke psikolog buat cek kejiwaan, ternyata enggak, toh," ujar Blues seraya melukis seringai yang membuat Aisha terkekeh bahagia.
"Kalau aku ke tempatmu, apa ya, yang akan kamu curigai?"
"Leukimia stadium akhir."
"Huuush."