Kontrak Koh Hanun diperpanjang. Begitu pula mas Rangga. Dan begitu pula Bang Iwan.
Aku ikut senang.
Tapi kenapa aku masih sedih ya?
***
Perjalananku belum selesai.
Aku dikirim ke Amerika untuk diubah menjadi kopi yang bisa diminum. Aku sungguh berdebar. Akan menjadi apakah aku?
Dan ternyata Pak Widjaja menjualku pada Mr. Stephen, pemilik Sharducs. Pengusaha kafe kopi yang sangat amat sangat terkenal. Kafenya bahkan sampai menjadi tren di kalangan masyarakat. Kini Mr. Stephen bahkan merambah usahanya, tidak hanya dalam kafe kopi tapi juga membuat label kopi kalengan dengan merk Sharducs yang suksesnya tidak kalah dengan kafenya.
Mr. Stephen tentu saja juga menyukaiku. Aku yang tidak bisa didapatkan di Amerika. Aku yang masih asli dan murni. Aku yang belum tercampur apa-apa. Dan yang terpenting...aku yang murah. See, aku. Si kopi yang murah tapi juga sekaligus bermutu tinggi. Aku memang seperti tambang emas bagi mereka.
***
Akupun memasuki pabrik. Aku berubah.
Aku yang dulu tumbuh penuh penderitaan. Berulang kali mati, hidup lagi. Aku yang tidak pernah dimanjakan seperti kopi-kopi lain. Aku yang disiram menggunakan tenaga manual. Aku yang dulu tidak pernah laku dijual.
Sekarang aku adalah kopi Sharducks.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR