FYI , obat-obatan terlarang dan ganja nggak cuma makin mulus peredarannya di Jakarta, tapi juga di daerah. Malah, paling kencang. Seperti Makassar misalnya, yang punya ladang ganja tersembunyi di tengah kota. Serius?
"Saya dapat ganja dari pengedar di warung samping sekolah. Katanya dia dapat dari bandar yang punya ladang ganja di tengah kota di Makassar. Saya nggak tahu sih, di sebelah mananya, yang jelas tengah kota," aku Ipin (nama samaran, RED) dari salah satu SMA Negeri di Kabupaten Gowa, yang katanya menghisap ganja karena tawaran teman.
(Baca juga: Cory Monteith, 18 Tahun Melawan Ketergantungan)
Ipin sendiri juga membeberkan di daerahnya di Gowa, ganja makin mudah di dapat bersamaan dengan shabu lantaran ada oknum dalam salah satu instalasi pemerintah daerahnya yang memang sudah terkenal pengedar.
Namun, Ipin nggak mau membeberkan lebih lanjut tentang hal tersebut. Alasannya sederhana, nggak mau nama daerahnya makin jelek bila tersangkut masalah narkoba ini.
(Baca juga: Apa Sih yang Dimaksud dengan Overdosis)
Mudah mendapatkan obat terlarang
Masih dari kota yang sama, Adhie (nama samaran, RED), selain gampang dapat ganja, untuk mendapatkan pil dan shabu pun juga tergolong mudah. Waduh!
"Saya mendapatkan narkoba dari bandar besar/ Rumahnya ada di tengah kota Makassar, di sekitar kos-kosan mahasiswa," ceritanya malu-malu.
(Baca juga: Demi Lovato, Buka-bukaan Soal Drugs)
"Saya narkobanya gampang sekali. Soalnya udah lama kenal sama salah satu bandar besarnya. Biasanya sih, transaksinya di rumah bandar besar itu atau ketemuan di sekitar Masjid Raya Makassar," sambungnya tegang.
Obat terlarang tiruan
Masalah yang dialami pelajar di daerah 11-12 dengan di Jakarta. Cuma, mungkin sedikit lebih rumit. Apalagi urusan ekonomi. Seperti Darmien (nama samaran, RED), dari salah satu SMA Swasta di Yogyakarta, yang pakai heroin KW di sekolah dan di rumah.
(Baca juga: Fakta Jumlah Remaja Pecandu Alkohol)
Awal permasalahannya adalah keluarga. Kedua orang tuanya bertengkar hebat dan berujung stres buat Darmien. Akhirnya ia mencoba menghilangkan stres lewat barang haram bernama heroin tersebut. Dapatlah pengedar yang diceritakan teman sekolahnya. Dengan Rp 200 ribu, Darmien pun nge-fly meninggalkan dunia sejenak ke "negeri khayangan".
"Waktu itu saya beli heroin beberapa serbuk saja. Kayaknya sih, KW. Habis kan kalau yang asli bisa sampai Rp 4 jutaan untuk segaris saja. Saya nggak make sampai kecanduan sih. Cuma buat penghilang stres," kisahnya.
(Baca juga: 8 Masalah Utama yang Sering Dihadapi Remaja)
(satria/hai, foto: theremainsoftheweb.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR