Varian dari jumlah kromosom seks tersebut bisa menimbulkan perbedaan secara fisik atau pun tidak. Misalnya saja perempuan dengan tiga kromosom X memiliki perkembangan ciri seks yang normal.
Penarikan hormon maskulin ekstrem dan setengah
Dokter yang akrab disapa dokter Ryu ini menjelaskan, kromosom Y baru muncul saat janin berusia 8 minggu. "Di usia kehamilan 8 minggu terjadi polarisasi, penarikan hormon-hormon maskulin oleh kromosom Y. Penarikan atau ekspresi gen ini bisa terjadi ekstrem, setengah, atau juga seperempat. Kita tidak bisa menentukan," katanya.
(foto: fanpop.com)
Ketika eskpresi gen maskulin ini terjadi ekstrem, maka ciri maskulin akan muncul dengan jelas. Misalnya berbadan kekar, berotot, dan sebagainya. Sebaliknya jika ekspresi gennya terjadi hanya setengah, maka seseorang dengan jenis kelamin laki-laki bisa saja memiliki ciri feminin.
Baca juga: Apa Itu Transgender?
Seleksi alam dan bertahan hidup
Dalam situs WHO.int dijelaskan, kromosom Y bertindak sebagai pembangkit fenotipe. Ketika kromosom ini muncul, maka testis di janin mulai berkembang. Sementara jika kromosom ini tidak muncul, yang berkembang adalah rahim.
"Makhluk yang memiliki sifat maskulin tersebut bertugas menyediakan pasokan makanan dan melindungi betina dari predator. Sementara yang betina karena ototnya kecil lebih cocok mengasuh. Model seperti ini yang fit dengan seleksi alam karena mudah bertahan hidup," katanya.
Karena lebih kuat dalam bertahan hidup, mereka pun bisa meneruskan sifat-sifatnya kepada anak-anaknya.
Dokter yang menjadi staf pengajar di Jepang ini mengatakan, laki-laki dengan sifat feminin sejak dahulu sudah ada, hanya saja mereka tidak bisa bertahan hidup sehingga tidak bisa meneruskan sifatnya pada keturunannya. Kalau pun ada jumlahnya sangat sedikit.
(foto: fanpop.com)
Baca juga: Respon Keluarga Bruce Jenner Tentang Foto Terbarunya Sebagai Caitlyn
(sumber: health.kompas.com, foto: teen.com)
Penulis | : | Natasha Erika |
Editor | : | Natasha Erika |
KOMENTAR