Cara sederhana adalah dengan menghargai semua pencapaian kita, sekecil apapun itu. Entah itu berhasil menyapa gebetan atau dapat nilai tertinggi di sekolah, itu adalah pencapaian yang harus disyukuri sehingga bisa membuat kita merasa bahagia. Selain itu, kita juga bisa memperbanyak melakukan hal-hal besar yang selama ini dihindari. Jangan ragu lagi untuk menerima tantangan baru di hadapan kita. Semangat, girls.
40% - 70% Happy (12-16)
"I Think I'm Happy"
Kita sudah mengerti apa itu bahagia. Hal-hal yang dialami sehari-hari, seperti bisa bertemu teman, ada waktu untuk mengerjakan hobi atau hal yang disuka, dan nongkrong di kafe favorit sudah memunculkan perasaan bahagia. Tapi, masih ada beberapa hal yang bisa membuat kita khawatir, bahkan cenderung menimbulkan stres.
Cari tahu lagi hal-hal yang membuat kita bersemangat. Bisa juga dengan membuat target, sehingga ketika target tersebut tercapai, kita akan merasa puas dan bahagia. Jika berada di posisi ini, kita butuh motivasi yang bisa memacu diri agar lebih menikmati apa yang sedang kita lakukan dan kita alami.
80% - 100% Happy (17-21)
"Yeaii... I'm Happy"
Setiap hari terasa ringan karena perasaan senang yang kita rasakan. Kita sudah enggak sabar menghadapi tantangan baru karena itu membuat kita lebih bersemangat. Selain itu, kita juga tahu bahwa kebahagiaan enggak sekadar hal-hal baik yang terjadi pada diri kita, tapi lebih ke perasaan menikmati apa yang dimiliki. Enggak heran jika kita selalu menjaga hubungan baik dengan teman dan sangat menikmati hari-hari di sekolah.
Kita juga bisa melihat sisi positif di balik hal buruk yang menimpa kita. Jika berada di tahapan ini, sudah saatnya berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Misalnya, mengajak teman untuk meluangkan waktu agar bisa melakukan hobi atau menjadi volunteer. Let's spread the happiness, girls.
Coba juga: Seberapa Optimiskah Kamu?, My Personality Type, dan Karakter Kita Sesuai Posisi Pemain Sepak Bola)
(iif, foto: huffingtonpost.com, s1.zetaboards.com, fanpop.com)
Penulis | : | cewekbanget |
Editor | : | CewekBanget |
KOMENTAR