Waktu bunuh diri lebih mungkin terjadi pada jam-jam gelap antara tengah malam dan matahari terbit, demikian sebuah penelitian baru mengungkapkan.
Berhubungan dengan insomnia
Para peneliti mengatakan temuan mereka memiliki implikasi penting bagi orang dengan insomnia kronis yang berlangsung selama setidaknya tiga bulan. Gangguan tidur ini mempengaruhi sektiar 10 persen orang dewasa. Mengobati insomnia dapat membantu risiko bunuh diri lebih rendah.
"Data pertama menunjukkan bahwa faktor-faktor sirkadian dapat berkontribusi untuk bunuh diri dan membantu menjelaskan mengapa susah tidur juga merupakan faktor risiko bunuh diri dan perilaku," kata pemimpin penelitian Michael Perlis, direktur Program Pengobatan Perilaku Tidur di University of Pennsylvania, Philadelphia, dalam rilisnya.
Hasilnya menunjukkan, tidak hanya mimpi buruk dan insomnia yang menjadi faktor risiko untuk melakukan bunuh diri dan perilaku, tetapi terjaga di malam hari mungkin bisa menjadi faktor risiko bunuh diri.
Meski penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa bunur diri lebih sering terjadi pada siang hari, para peneliti menunjukkan bahwa penelitian ini tidak harus melakukan penyesuaian atas proporsi orang yang terjaga pada waktu tertentu dalam sehari.
Waktu bunuh diri
Waktu bunuh diri terjadi dibagi dalam kelompok satu jam, dihitung dengan proporsi orang bangun pada waktu itu. Setelah menganalisa informasi mengenai lebih dari 35.000 kasus bunuh diri, para peneliti menemukan frekuensi bunuh diri antara tengah malam dan pukul 5.59 adalah 3,6 kali lebih tinggi dari yang diharapkan.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat bunuh diri rerata adalah 10,27 persen per jam setelah tengah malam. Hal ini memuncak pada pukul 02.00 - 03.00, di 16,27 persen. Sepanjang hari, rerata angka bunuh diri per jam adalah 2,13 persen.
Lebih dari 38.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya, sehingga ini menjadi penyebab utama ke-10 kematian di Amerika Serikat.
(k. tatik/intisari-online.com)
Penulis | : | cewekbanget |
Editor | : | CewekBanget |
KOMENTAR