Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2017 hari ini, (21/2) memasuki hari pendaftaran. Berarti sejak hari ini sampai hari ujian nanti, kita akan sibuk mempersiapkan diri untuk ujian kan.
Tapi selain persiapan belajar dan mental, kita juga perlu tahu nih faktor-faktor apa aja sih yang biasanya bikin seseorang gagal lulus SNMPTN. Nah, ini dia 4 faktor yang penyebab gagal lulus SNMPTN 2017 yang harus kita hindari di 2018.
Baca juga: 10 Lagu Barat Yang Bisa Bantu Menenangkan Pikiran Saat Stres Ujian
Nilai rapor enggak sesuai ekspektasi
Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa proses seleksi calon mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) enggak mempunyai standar penilaian khusus, kecuali satu: nilai raport.
Jadi kunci untuk meluluskan peserta masuk di jalur undangan ini adalah nilai raport selama masa SMA. Jika nilai rapornya jelek, makan universitas terkait pun enggak akan menerima kita
Mungkin kamu masuk 10 besar berturut-turut selama di kelas, namun yang perlu disadari adalah nilai raport itu persaingannya masih dalam ruang lingkup kelas kamu. Saat sekolah menyetorkan nlai siswa ke panitia seleksi, maka nilai raport kamu pun bersaing dengan nilai raport dari kelas-kelas dan sekolah lain di seluruh Indonesia.
Bisa jadi ternyata nili rapot kamu bagus di kelas atau sekolah kita tapi enggak kalau dibandingkan dengan peserta lain dari seluruh Indonesia.
Jurusan yang dipilih terlalu favorit
Perlu diketahui, kuota SNMPTN tahun ini adalah 40 persen dari total penerimaan mahasiswa baru (Maba). Laporan untuk yang diterima UI pada tahun ini mencapai 5000 maba.
Nah, dari jumlah itu, pilihan program studi yang ditentukan calon maba masih memfavoritkan jurusan seperti kedokteran, komunikasi, hubungan internasional dan sastra Inggris.
Nah, salah satu faktor yang paling banyak bikin calon mahasiswa gagal lulus SNMPTN adalah karena memilih jurusan yang terlalu favorit. Hal itu memang enggak dilarang sih, tapi akan lebih baik kalau nilai rapot kita enggak sangat istimewa, mungkin kita pilih jurusan yang saingannya enggak terlalu berat, alias enggak terlalu favorit.
Lagi pula, biasanya kampus tujuan punya prodi/jurusan baru dari pemetaran yang sudah berdasarkan pada kebutuhan 4 atau 5 tahun mendatang.
Jadi, kalau mau jeli, dalam memilih jurusan, jangan cuma utamakan minat tapi juga ketersediaan dan kebutuhan. Biar punya peluang namun tepat sasaran!
Baca juga: Jurusan kuliah yang paling banyak dicari di tahun 2017 dan jurusan kuliah di Indonseia yang menjanjikan tapi masih sepi peminat
Kurang Teliti dalam Pengisian Data
Sempat dengar adanya kabar 300 sekolah belum mendaftar Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dalam mengikuti proses SNMPTN 2017? Padahal tata cara ini harus benar-benar diikuti, biar data siswa dapat masuk dengan benar dan terverifikasi.
Bukan cuma sekolah, siswa pendaftar SNMPTN 2017 juga harus ikut aktif dalam proses pendaftarannya. Pasalnya, siswa harus terlibat mengamankan nomor induk siswa nasional, serta password untuk bisa masuk da menyimpan data pendftaran yang sama dengan data dalam sistem di tim penyeleksi.
Kalau enggak sama, akibat kurang teliti dalam pengisian data, maka bisa saja panitia tidak meluluskannya. Panitia dalam beberapa waktu lalu sempat memberi tambahan waktu untuk verifikasi data. Mungkin teman-teman yang nggak lulus SNMPTN tahun ini lupa mengecek ulang.
Ada sekolah yang curang
Ada kaitannya dengan ketelitian pendaftar soal data yang dikirimkan, namun kali ini ketelitian panitia pelaksana SNMPTN-lah yang berwenang, yaitu menelusuri sejumlah sekolah yang dianggap curang.
Misalnya pada SNMPTN 2013 lalu, niat baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan sepertinya nggak diindahkan beberapa sekolah yang telah melakukan kecurangan, yaitu mereka meng-input data palsu saat pendaftaran SNMPTN.
Alhasil, ada sekitar 140 SMA sederajat yang akhirnya diblacklist sehingga tidak bisa mengikuti SNMPTN pada tahun tersebut lantaran aksesnya yang diblokir. Duh! (hai-online.com)
Baca juga: 8 Lagu yang Cocok untuk Begadang Menjelang SNMPTN atau SBMPTN
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR