Ketika sedang merasa stres, kita merasa akan tenang dan berharap bisa melewatkan masalah dengan makanan. Hati-hati, girls, kita bisa memiliki potensi emotional eater, atau orang yang mencari pelarian pada makan enggak hanya karena lapar tapi lebih kepada menyenangkan diri sendiri. Sebaiknya perlu kita tahu, alasan kenapa cenderung makan lebih banyak saat stres.
Pola yang Menjadi Kebiasaan
Hormon yang menyebabkan kita cenderung makan saat stres adalah hormon ghrelin. Hormon ini yang mendorong kita untuk makan saat stres dan menjadi kebiasaan. Menurut Anne Wolf, RD dari University of Virginia School of Medicine, makan saat stress merupakan respon emosional yang berulang dan menjadi kebiasaan.
Makanan Enggak Sehat Bikin Tenang
Makanan yang menenangkan atau comfort food adalah makanan yang mengandung lemak, manis, berkarbohidrat tinggi, seperti gorengan dan junk food. Menurut kita, makanan ini bisa menghilang stres yang kita alami. Padahal makanan enggak bisa dijadikan jalan singkat untuk menyelesaikan masalah, girls.
Efek Merasa Bersalah
Terlalu banyak mengonsumsi junk food saat lagi stres hanya akan bikin senang sementara waktu saja. Sering terjadi, kita makan terlalu banyak sampai tubuh merasa enggak nyaman lagi. Kita pun jadi merasa bersalah waktu ingat kalori yang masuk ke dalam tubuh kita dan justru bisa bikin mood kita rusak lagi.
Pelarian Selain Makanan
Ketika kita sedang stres, sebaiknya kita enggak terus mengurung diri di kamar karena justru rasa lapar akan terus menyerang dan kita jadi pengin ngemil terus. Coba cari aktivitas lain yang bikin kita bisa lupa dengan masalah yang lagi kita alami, seperti jalan kaki keliling kompleks, bikin spa sendiri di rumah, berendam air hangat, atau nonton ke bioskop.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR