Masih ingat satu komentar di Youtube mengenai penyebab kehamilan karena berenang yang mendadak viral beberapa hari yang lalu?
Hari ini (19/4), Cewekbanget.id mendapatkan kesempatan untuk mengobrol dengan pembuat pernyataan tersebut, Liza Zabri (20).
Liza mengaku stres berat karena dia jadi bahan bully-an netizen.
Meski sudah menyadari kesalahannya dan meminta maaf, bullying dari netizen terhadap Liza enggak berhenti begitu saja.
Perminataan maaf terbuka yang dia tulis di akun Facebook-nya justru jadi sarana baru untuk kembali mem-bully dia. Duh!
Simak curhatan mahasiswi hukum yang di-bully netizen karena salah komentar tentang penyeba kehamilan ini yuk.
Daripada mem-bully seenaknya, lebih baik kita memberi tahu orang yang salah karena enggak tahu biar dia enggak salah lagi kan.
(Biar enggak salah juga, cari tahu mitos tentang penyebab kehamilan yang salah, cek di sini)
Cewekbanget.id (CB): Apa kamu tahu kalau postingan kamu mengenai orang bisa hamil di kolam renang itu jadi viral?
Liza Zabri (LZ): Aku enggak tahu kalau komentarku tuh jadi viral, tapi tiba-tiba banyak orang yang nge-add media sosialku. Sekitar 30 orang dalam satu jam, lalu aku terima satu permintaan pertemanan dari satu orang. Dia langsung bilang kalau aku lagi di-bully gara-gara komentarku yang salah tentang proses kehamilan.
CB: Lalu kamu mengecek komentar dari orang-orang itu?
LZ: Aku baca sekitar 800-an komentar. 20% bilang aku bodoh, 70% menyalahkan dosenku, dan 10% membelaku.
CB: Apakah ada yang langsung nge-chat kamu?
LZ: Banyak. Mereka minta penjelasan, bahkan ada satu orang minta dalil di kitab dan hadis Rasulullah. Ada juga yang minta pertanggungjawaban dari dosenku.
CB: Kamu sempat berkonsultasi sama dosen kamu juga?
LZ: Aku menghadap ke dosenku meminta untuk dijelaskan ulang tentang persoalan itu. Dia juga menyarankan supaya aku bikin klarifikasi biar masalahnya enggak jadi kepanjangan.
CB: Orangtua kamu tahu masalah ini?
LZ: Papa tahu saat aku komentar di video Youtube itu, karena akunku terhubung ke handphone papa. Lalu sebelum posting permintaan maaf di Facebook, aku memberi tahu ibu dan saudara-saudara untuk jangan ikut campur dalam masalahku ini. Alhamdulillah mereka santai, tetap mendukung dan menyemangatiku.
CB: Sebelumnya, apa kamu pernah mendapatkan pendidikan seks dari orangtua atau sekolah?
LZ: Orangtua enggak pernah memberi pendidikan seks. Dulu pernah diajari saat SMP di pelajaran biologi, tapi aku sudah lupa.
CB: Setelah ada kejadian ini, apa orangtua menjelaskan tentang seks ke kamu?
LZ: Enggak, kita lebih sering membahas masalah hukum karena latar belakang mereka di bidang hukum.
CB: Bagaimana akhirnya kamu sadar bahwa pernyataan kamu tentang proses kehamilan itu salah? Apa kamu mencari tahu sendiri informasinya?
LZ: Enggak kepikiran sih untuk cari tahu sendiri, akhirnya tahu dari komentar-komentar netizen aja.
CB: Kamu hanya ‘dihantui’ di Facebook aja atau ada juga yang stalking media sosial kamu yang lain?
LZ: Aku pikir cuma di Facebook aja, eh ternyata mereka juga mencari Instagram-ku. Banyak banget yang nge-tag dan nge-follow aku. Mereka bilang aku mengunci akun karena pengin lari. Padahal memang dari dulu semua akun media sosial aku private, bukan karena ada masalah ini.
CB: Apa reaksi pertama kamu begitu melihat respon netizen di media sosial?
LZ: Panik dan malu banget, setelah baca komentar-komentar mereka, aku juga jadi sakit hati. Kan belum tentu mereka yang menghina itu juga pintar dan belum tentu juga mereka enggak pernah salah dalam hidupnya. Sepertinya mereka belum pernah ada di posisiku. Aku enggak marah, tapi kecewa kok respon mereka kasar-kasar. Bahkan setelah aku minta maaf pun masih ada yang menghina.
CB: Apa yang membuat kamu memutuskan membuat permintaan maaf di Facebook?
LZ: Karena namaku sudah tercoreng, jadi aku harus memperbaiki kembali nama baikku dengan meminta maaf dan mengakui kesalahanku.
(Permintaan maaf Liza di Facebook)
CB: Apa yang terbersit dalam pikiran kamu saat akhirnya posting permintaan maaf?
LZ: Awalnya memang berat menanggung malu, akan dicaci dan dihina juga. Tapi masih banyak orang tulus yang mendukung. Setelah aku klarifikasi di Facebook, ternyata benar, banyak yang respect walaupun masih ada juga yang menghinaku.
CB: Apa sih respon yang kamu harapkan dari netizen saat kamu posting sesuatu yang salah?
LZ: Sebisa mungkin jangan komentar kasar dan mengeluarkan kata-kata kotor. Enggak apa-apa mereka menghinaku, tapi tolong jangan membawa-bawa orangtuaku. Harusnya kalau ada yang keliru tuh diberi penjelasan yang benar dan didekati untuk sama-sama belajar, bukan malah dicemooh. Seandainya semua orang tahu apa yang aku rasakan, mungkin mereka enggak akan nge-bully aku.
Kejadian yang dialami oleh Liza adalah sebuah cyberbullying. Di mana banyak netizen yang mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor, sehingga menyakiti hati Liza.
Klik halaman selanjutnya untuk tahu apa itu cyberbullying dan dampaknya pada korban, termasuk yang dialami oleh Liza.
(Coba cara-cara ini untuk mengajak orangtua ngobrol tentang seks)
(Pendidikan seks itu enggak tabu, cari tahu di sini biar kita lebih paham)
Stem Cell, Terobosan Baru Sebagai Solusi Perawatan Ortopedi Hingga Cedera Olahraga
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR