Sebagai remaja, mungkin kita belum atau justru enggak tahu tentang perilaku penyimpangan seksual yang bisa diderita siapa saja. Padahal hal ini perlu kita ketahui.
Bukan apa-apa, kita perlu tahu agar bisa waspada dan tahu harus berbuat apa jika menemukan orang di sekitar kita, misalnya di kendaraan umum atau tempat umum lainnya, yang menunjukkan perilaku penyimpangan seksual seperti itu.
Sehingga kita bisa terhindar menjadi korban pelecehan oleh mereka atau pun terhindar dari efek kaget yang berlebihan yang bisa jadi sebuah trauma yang sulit dihilangkan dan merusaka kondisi psikologis kita.
Baca juga: 8 Jawaban dari Pertanyaan Soal Seks yang Enggak Berani Kita Tanyakan
Sebagian ahli berpendapat bahwa kelainan perilaku seksual disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual. Ada pula yang mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan saraf di otak.
Atas dasar itu, perilaku menyimpang seksual biasanya ditangani dengan konseling dan terapi untuk mengubah perilakunya. Obat juga bisa digunakan untuk membantu proses itu.
Sebab, tak menutup kemungkinan jika seseorang memiliki lebih dari satu perilaku seksual yang menyimpang. Perilaku menyimpang ini perlu mendapat penanganan dengan segera, sebelum pelakunya menyakiti diri sendiri atau menimbulkan masalah hukum.
Sebab, di berbagai negara, beberapa jenis perilaku menyimpang seksual dianggap tindakan kriminal dan dapat dijatuhi hukuman pidana.
Untuk itu mari kita cari tahu tentang 5 jenis penyimpangan seksual yang perlu kita tahu & waspadai karena bisa jadi membahayakan kita dan terjadi di sekitar kita.
Baca juga: 5 Alasan Remaja Harus Berani Ngomongin Seks
Ekshibisionisme
Pelaku cenderung ingin membuat orang asing terkejut, takut, atau terkesan dengan perilakunya. Pelaku merasakan kenikmatan seksual bila korbannya terkejut saat ia beraksi.
Misalnya, dengan memperlihatkan alat kelamin atau bahkan masturbasi di tempat umum. Dalam ekshibisionisme, cenderung tak ada kontak fisik, apalagi seksual antara pelaku dan korban.
Hal ini bisa saja kita temukan di bus, angkot, terminal atau halte bus. Jika bertemu orang seperti ini, kuatkan mental kita, jangan terkejut apalagi ketakutan.
Justru kita harus berani melawan dan bilang saja kita enggak takut, bilang aja dia enggak ada apa-apanya.
Saat kita merasa takut dan berani melawan seperti ini, sang eksibisionis pun akan kehilangan keinginannya untuk terus melakukan perbuatan menyimpang itu, dan kita pun bisa jadi lebih aman.
Voyeurisme
Pelaku mendapat kepuasan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mandi, ganti pakaian, tanpa busana, atau beraktivitas seksual. Tak menutup kemungkinan kalau si pelaku melakukan masturbasi ketika mengintip korban.
Pada perilaku ini, si pelaku enggak bertujuan menjalin kontak seksual dengan korban. Untuk itu selalu waspada saat kita masuk toilet, kamar mandi atau kamar ganti umum.
Pastikan tidak ada kamera atau lubang yang berpotensi menjadi saran untuk mengintip.
Baca juga: 3 Pelajaran Tentang Seks Dari Putusnya Hubungan Rachel Vennya dan Niko Al-Hakim
Froteurisme
Pelakunya mendapat kepuasan seksual dengan menggesekkan kelamin pada tubuh orang yang enggak dikenal. Dalam kebanyakan kasus, pelaku terdorong untuk melakukannya di tempat umum yang penuh sesak seperti bus atau kereta.
Perilaku ini cenderung mengundang masalah hukum karena terjadi kontak alat kelamin tanpa izin. Ini sudah termasuk tindakan pelecehan seksual yang harus dilaporkan, girls.
Makanya berhati-hati saat kita berada di tempat yang penuh atau berdesakkan seperti kendaraan umum atau lift.
Jika ada cowok yang mencoba terus mendorong atau mepet sama kita padahal dia masih punya ruang kosong, dorong saja langsung atau kalau dia sudah mulai bertindak anonoh, langsung saja teriak dan laporkan agar orang-orang tahu.
Jangan diam ketakutan dan malah menangis.
Paedofilia
Pelaku memiliki fantasi, ketertarikan, bahkan melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah usia 13 tahun. Perilaku tersebut antara lain memaksa anak menonton si pelaku yang sedang masturbasi, memegang kelamin anak, sampai melakukan hubungan seksual dengan si anak.
Banyak kasus paedofilia terjadi pada keluarga sendiri. Si pelaku menjadikan anak atau anggota keluarga lain sebagai korban. Hal ini mungkin sudah tidak akan menimpa kita tapi mungkin adik-adik kita.
Jika melihat ada kerabat kita yang masih anak-anak didekati oleh orang dewasa yang gerak geriknya mencurigakan seperti perhatian berlebihan atau melakukan kontak fisik yang enggak wajar dengan anak itu, sebaiknya laporkan pada orang dewasa lain, misalnya orang tua kita.
Karena umumnya pelaku paedofilia ini adalah orang yang dikenal oleh anak tersebut.
Baca juga: 5 Jawaban dari Pertanyaan Tentang ‘Mimpi Basah’ Pada Cewek
Zoofilia & Beastiality
Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Enggak sebatas fisik, pelaku juga menjalin hubungan emosi dengan binatang tersebut. Ini yang membedakannya dengan beastiality.
Pada beastality, pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Perilaku ini hanya sebatas kontak fisik, tanpa melibatkan hubungan emosi.
Jika kita melihat ada perilaku orang dewasa yang aneh dengan hewan peliharaan mereka atau mungkin justru dengan hewan peliharaan kita atau hewan apa pun, lebih baik kita melaporkan hal ini pada orang tua atau orang dewasa di sekitar kita yang kita percayai agar bisa segera ditangani. (kompas.com)
Baca juga: 3 Ucapan Melecehkan yang Sering Ditujukan Pada Cewek Tapi Sayangnya
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR