Kalau ditanya penginnya apa, tentunya kita pengin yang pasti-pasti aja. Kalau teman ya sekadar teman. Kalau suka ya jadi pacar.
Namun kadang, kita malah terjebak dalam status teman-rasa-pacar. Dekatnya sih udah kayak orang pacaran, tapi belum ditembak-tembak juga dan masih status teman.
(Baca juga: 5 ciri teman rasa pacar, kamu pernah merasakannya?)
Ngomong-ngomong soal teman rasa pacar, mungkin tanpa kita sadari kita pernah berada dalam posisi ini. Atau mungkin sekarang kita tengah mengalaminya.
Bagi saya pribadi, sih, teman rasa pacar ini bikin serba salah. Di satu sisi, hal ini enggak menjadi masalah. Yang penting kita tahu dia perhatian sama kita, dia akan selalu ada buat kita, dan kita nyaman dengan kedekatan ini.
Namun di sisi lain, pengin juga sih ada ketegasan dari dia soal ‘sebenarnya kita ini apa?’ Akan lebih bagus kalau ada batas yang jelas, apakah kita hanya temenan atau dia menginginkan hubungan yang lebih.
Ketika terjebak dalam situasi teman rasa pacar ini, sebaiknya dilanjutin atau udahan aja, ya?
(Baca juga: buat yang baru putus cinta, intip prediksi cinta di 2018)
Gimana Kalau Dilanjutin?
Menginginkan kepastian itu wajar. Jadi, enggak salah kalau kita gemas dengan sikap gebetan yang enggak kunjung memberikan kepastian.
Terus-terusan berada dalam situasi ini bikin kita bingung, apalagi kalau teman-teman udah mulai bertanya soal arti hubungan kita dengan dia.
Kita bisa bertanya langsung atau memberi kode yang menjurus ke ‘sebenarnya kita ini apa?’ Jadi, kita bisa mendapatkan kepastian tersebut.
Kalau memang dianya cuma ingin temenan, kita bisa menjaga sikap dan menentukan batas hubungan yang sekadar teman aja. Namun, kalau dia nembak dan ngajak jadian, kita pun jadi lega, deh.
(Baca juga: 10 pasangan zodiak yang paling cocok di 2018)
“Aku pernah dekat banget sama cowok. Dia bilangnya kita cuma temenan. Ke orang lain juga dia bilangnya kita temenan.
Tapi dia perhatian banget, dan perhatian dia ke aku beda sama perhatian dia ke teman ceweknya yang lain.
Teman-temanku ngelihatnya kita udah kayak orang pacaran. Akhirnya aku beraniin diri nanya ke dia, kita ini apa?
Pas aku nanya gitu, baru, deh, dia jujur kalau dia sebenarnya udah lama pengin nembak aku, tapi ragu-ragu mulu.
Mungkin, kalau aku enggak nanya, dia enggak bakalan nembak-nembak, tuh, he-he.” (Anin, 20, Jakarta)
(Baca juga: 7 hal yang muncul dalam pikiran cowok saat ngobrol sama gebetan)
Tentu saja, hal ini ada risikonya juga. Kalau enggak berakhir sesuai dengan yang kita inginkan, mungkin saja hubungan ini jadi merenggang. Kita pun jadi kehilangan teman terbaik kita.
Apa Jadinya Kalau Udahan Aja?
Kita sudah sering ngasih kode, bahkan kode paling terang-terangan sekalipun, soal kepastian hubungan kita.
Namun, dia masih bergeming dengan keadaan saat ini, alias enggak ngasih kepastian apa-apa. Jadinya, bikin kita makin gregetan, deh.
Kita punya hak untuk mengakhiri hubungan enggak jelas ini. Dari pada makin lama terjebak dalam hubungan tanpa kepastian kayak gini.
Memang, sih, ada risikonya ketika kita mengakhirinya. Seperti jadi kehilangan orang yang perhatian banget sama kita. Namun lihat sisi positifnya. Kita bisa memulai hubungan baru dengan cowok lain.
(Baca juga: 10 hal kecil yang diam-diam kita sukai dari gebetan)
“Aku pernah punya hubungan kayak gini. Dekat tapi enggak jadian. Lama-lama capek. Pas aku nanya ke dia, dianya enggak tegas gitu.
Akhirnya aku menjauh dari dia. Pas udah jauh dan lihat aku sama cowok lain, baru deh dia akhirnya sadar dan nembak aku.
Aku tolak, sih, abis dia enggak pasti gitu.” (Veronica, 21, Jakarta)
(Baca juga:
Nikmati dan Jalani Saja
Ada kemungkinan lain. Bisa saja, kita memang pengin menjalani hubungan seperti ini. Kita pengin merasakan hubungan lebih, seperti orang pacaran, tapi enggak mau terikat status pacaran.
Makanya, kita anteng-anteng aja dengan hubungan teman rasa pacar ini. Apalagi kalau kita dan dia punya pikiran yang sama, dan enggak pernah mempermasalahkan hal ini.
Yang penting, kita nyaman berdua, dan enggak peduli dengan status yang mengikat.
(Baca juga: 5 cara jadiin teman rasa pacar jadi pacar beneran)
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR