Girls, pasti banyak yang sudah pernah dengar istilah Women’s March yah? Sebuah kegiatan unjuk rasa atau demo besar yang dilakukan para cewek di berbagai belahan dunia. Women’s March ini ramai banget diberitakan saat pertama kali berlangsung pada 21 Januari 2017 lalu di Washington DC, Amrik. Awalnya muncul sebagai bentuk protes para warga negara perempuan di Amrik terhadap terpilihanya Donald Trump sebagai presiden dan kebijakan-kebijakannya yang dirasa melanggar hak-hak perempuan dan HAM secara umum. Pada intinya Women’s March ini adalah unjuk rasa besar yang dilakukan para cewek untuk menuntut ditegakannya Hak Asasi Manusia (HAM), khusunya hak-hak hidup kita sebagai perempuan, kesetaraan gender, kesetaraan ras, kebebasan beragama dan lain sebagainya
Women’s March pun selanjutnya enggak hanya berlangsung di Washington DC dan kota-kota lain di Amrik, tapi juga di berbagai kota di dunia. Fokus tujuannya pun enggak hanya memproter Donald Trump tapi menuntut agar hak-hak perempuan di kota atau negara tempat mereka tinggal juga kesetaraan gender lebih diperhatikan dan dipenuhi. Diperkirakan sudah ada 673 kegiatan Women’s March di tujuh benua di dunia, dengan peserta lebih dari lima juta orang. Dan sekarang, para perempuan Indonesia pun mulai bergerak untuk mengadakan aksi yang sama dalam Women’s March Jakarta. Tentunya untuk mengusung misi yang sama, yaitu agar hak-hak perempuan Indonesia makin diperhatikan dan dipenuhi. Women’s March Jakarta ini akan berlangsung pada Sabtu, 4 Maret 2016, dengan titik kumpul di depan Sarina, Thamrin, Jakarta padajam 09.00. Lalu setelah itu akan berjalan atau melakukan marching ke istana negara. Kenapa tanggal 4? Karena dalam rangka menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2017.
Lalu apa sih pentingnya Women’s March Jakarta ini buat kita cewek Indonesia, khususnya yang masih remaja? Jawabannya banyak banget, girls. Mungkin kebijakan Donald Trump di Amrik enggak akan langsung berefek sama kita. Tapi bukan berarti kita enggak menghadapi masalah yang sama dengan cewek-cewek di belahan dunia lain, yang merasa belum mendapat perlakukan yang setara dalam berbagai bidang. Masih banyak hak-hak perempuan di Indonesia yang harus kita perjuangkan, lho. Ini 5 alasan kenapa kita sebagai cewek Indonesia perlu ikut Women’s March Jakarta.
Bukan asal demo
Women’s March Jakarta ini bukan demo asal yang enggak terkonsep dan terkoordinasi dengan baik. Semuanya sudah direncanakan dan dikoordinasiakn dengan baik oleh pihak penyelenggara. Jadinya dijamin sesuai aturan, aman dan pastinya akan berlangsung dengan damai. Sebagai orang yang menuntut hak-hak kita untuk ditegakkan dan dipenuhi, tentunya kita juga enggak boleh merugikan atau melanggar hak orang lain saat menuntunya. Karena itu Women’s March ini akan berlangsung dengan damai tapi tetap seru dan bermakna. Semua tuntutan juga akan ditampilkan dalam bentuk orasi yang rapi dan selain itu akan ada juga penampilan puisi, musik juga tarian yang merepresentasikan kita sebagai perempuan dan hak-hak yang akan dituntut.
Enggak hanya masalah perempuan
Meski judulnya Women’s March, tapi di sini kita enggak hanya menuntut hak atau masalah yang berhubungan dengan perempuan aja. Sebagai cewek kita ingin semua gender itu setara, bisa mendapatkan hak dan kesempatan yang sama. Bebas menentukan keinginannya, enggak dijadikan objek penderita dan dihargai sebagai manusia seutuhnya. Karena itu Women’s March nanti juga punya 8 poin besar yang akan dijadikan tuntutan, yang tentunya menyangkut hajat hidup orang banyak. Enggak hanya perempuan. Tuntutan itu adalah:
1. Menuntut Indonesia kembali ke toleransi dan keberagaman;
2. Menuntut pemerintah mengadakan infrastruktur hukum yang berkeadilan gender;
3. Menuntut pemerintah dan masyarakat memenuhi hak kesehatan perempuan dan menghapus kekerasan terhadap perempuan;
4. Menuntut pemerintah dan masyarakat melindungi lingkungan hidup dan pekerja perempuan;
5. Menuntut pemerintah membangun kebijakan publik yang pro-perempuan dan pro-kelompok marginal lain, termasuk perempuan difabel;
6. Menuntut pemerintah dan partai politik meningkatkan keterwakilan dan keterlibatan perempuan di bidang politik;
7. Menuntut pemerintah dan masyarkat menghormati dan menghapus diskriminasi terhadap kelompok LGBT;
8. Menuntut pemerintah dan masyarkat lebih memperhatikan isu global yang berdampak pada perempuan, serta membangun solidaritas dengan perempuan di seluruh dunia.
Hampir semua perempuan Indonesia pernah mengalami pelecehan
Salah satu poin yang dituntut dalam Women’s March nanti adalah soal kekerasan terhadap perempuan yang masih banyak banget terjadi di Indonesia dan umumnya enggak diselesaikan dengan tuntas. Salah satunya adalah kasus pelecehan atau kekerasan seksual. Mulai dari kasus pemerkosaan, hingga kasus pelecehan seksual yang sering kali terjadi di tempat umum dan hanya dianggap lewat atau dianggap hal biasa. Misalnya diraba anggota tubuh kita ketika berjalan di jalan raya atau naik kendaraan umum, atau jadi korban cat calling (digoda atau disiuli) saat berjalan kaki di tempat umum. Pelecehan di jalan yang sering kali dianggap hal biasa. Padahal itu enggak biasa sama sekali dan enggak boleh dibiarkan. Bahkan sering kali kita para cewek yang sebenarnya korban, justru jadi pihak yang disalahkan. Duh!
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Thomas Reuters Foundation, Jakarta ada di urutan kelima, kota di dunia dengan transportasi publik paling buruk untuk perempuan. Jakarta juga menempati urutan kelima, sebagai kota di mana perempuannya paling banyak mengalami pelecehan oleh cowok saat berada di kendaraan umum. Lalu data dari Komnas Perempan menunjukan ada 321,752 kasus kekeseran seksual di Indonesia yang dilaporkan pada tahun 2015. Atau bisa dibilang satu dari 35 cewek Indonesia mengalami kekerasan seksual setiap hari. Artinya, setiap 2 jam ada 3 cewek Indonesia jadi korban kekerasan seksual. Itu baru yang dilaporkan, lho, belum yang enggak ketahuan.
Baca juga: Fakta Menyedihkan Tentang Kasus Kekerasan Seksual Pada Remaja Cewek Indonesia
Banyak hak perempuan Indonesia yang belum terpenuhi
Dari kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dipaparkan di atas saja, sudah terlihat kalau banyak hak kita sebagai perempuan yang belum terpenuhi, girls. Setidaknya merasa aman dan nyaman saat beraktivitas di tempat umum. Belum lagi masih banyak warga Indonesia, khususnya di daerah desa atau pedalaman yang menganggap kalau perempuan itu enggak mesti sekolah tingg-tinggi atau bahkan enggak mesti sekolah sama sekali. Meski pun sekarang sekolah sudah gratis. Masih banyak orang tua yang memilih anak perempuannya untu langsung bekerja atau menikah. Alasannya biar dia bisa mengurangi beban ekonomi keluarga. Ini berarti hak mereka untuk bisa menerima pendidikan yang layak enggak bisa terpenuhi.
Bahkan Undang Undang Perkawinan (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan) pun membolehkan cewek untuk dinikahkan asal dia sudah mencapai umur 16 tahun, berbeda dengan cowok yang harus berumur 18 tahun. Padahal secara biologis saja, pada umur 16 tahun, cewek belum siap untuk menikah dan memiliki anak. Berdasarkan data UNICEF, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi dalam hal pernikahan remaja di Asia Tenggara. 26% remaja Indonesia menikah di bawah usia 18 yang akhirnya meningkatkan angka kematian ibu dan menurunnya angkan pendidikan bagi perempuan. Baca lebih lengkap soal fakta pernikahan muda atau remaja di Indonesia di sini.
Bukan Cuma Untuk Perempuan Jakarta
Women’s March Jakarta memang dilakukan di Jakarta, tapi bukan hanya untuk kepentingan perempuan Jakarta. Semua tuntutan yang diajukan ini demi kepentingan semua perempuan, di Indonesia atau di seluruh dunia. Karena pada dasarnya perempuan di mana pun itu seharusnya mendapatkan hak dan perlakuan yang sama.
Pernah dengar tentang bagaimana sulitnya hidup sebagai cewek di Papua sana? Di mana banyak dari mereka, bahkan yang masih remaja, dengan terpaksa harus mau jadi objek seks para cowk di tempat tinggal mereka, khususnya para kepala suku, tanpa bisa menolak sedikit pun. Dan mereka juga punya akses kesehatan yang terbatas untuk menjaga kesehatan alat reproduksi mereka. Baca kisah lengkapnya di sini: 7 Cerita Memilukan Tentang Kerasnya Kehidupan Sebagai Perempuan di Papua.
Enggak hanya itu, dalam tulisaanya di magdalene.co, Hannah Al Rashid yang sekarang menjadi duta PPB Indonesia untuk kesetaraan gender juga bercerita tentan pengalamannya dengan para perempuan di Aceh, yang meski pun harus menjalani hidup yang terus berhadapan dengan konflik bahkan mengalami bencana besar Tsunami 2004, mereka tetap berusaha jadi cewek kuat yang ingin terus memperjuangkan hak-hak mereka sebagai perempuan. Hal ini juga yang menurut Hannah membuat dia makin bersemangat untuk ikut Women’s March Jakarta.
Jadi memang Women’s March Jakarta ini bukan hanya demo asal tentang peruempuan, tapi aksi damai di mana para perempuan peduli dan berjuang untuk menegakkan kesetaraan bagi semua gender bahkan kebebasan beragama, bagi semua orang di Indonesia.
Berarti, udah tahu dong girls, kenapa kita sebagai perempuan Indonesia juga perlu berpartisipasi di Women’s March Jakarta. Buat yang ingin gabung, besok (4 Maret 2017), langsung datang aja dan kumpul di Sarina Thamrim jam 09.00 WIB. Jangan lupa bawa poster seru yang bisa menyuarakan suara kamu. Atau kalau enggak sempat, tenang aja, panitia juga akan menyiapkan poster untuk dibagikan, kok. Untuk lebih tahu tentang infonya, bisa cek Instagram Women’s March Jakarta atau email ke womensmarchjkt@gmail.com. Jadi, sampai ketemu tanggal 4 Maret besok ya!
Baca juga: 8 Kisah Tragis Cewek Modern yang Harus Menderita Karena Dilahirkan Sebagai Perempuan
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR