Generasi Y atau sering juga disebut millennial generation adalah kita semua yang lahir di tahun 1980 sampai awal tahun 2000-an.
Peran kita, para generasi milenial ini enggak bisa dianggap remeh lho.
Buktinya, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang sekarang dipimpin oleh para manajer dan direktur dari generasi ini.
Bukan hanya itu, generasi milenial juga dianggap memberikan keuntungan positif bagi perusahaan.
Tapi, hal ini enggak berarti generasi milenial akan selamanya berada di puncak.
Yuk lihat 4 tantangan yang bakal dihadapi generasi milenial di masa depan!
(Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Favorit di Indonesia)
Lingkungan Alam yang Makin Rusak
Walaupun generasi milenial punya sejumlah kualitas positif yang bisa dibilang lebih unggul dari generasi sebelumnya,
tapi ke depannya, semua inovasi yang ingin direncanakan dan diciptakan oleh millennials harus bentrok dengan keadaan lingkungan kita yang makin rusak.
Hutan yang makin gundul, lahan hijau makin habis, lapisan ozon makin menipis, dan lain sebagainya.
Boleh aja nih kita punya rencana hebat dan mencetuskan ide yang belum pernah ada sebelumnya, tapi kita juga punya PR tersendiri buat nanya ke diri kita:
“apa yang gue buat ini kira-kira cocok enggak nih buat lingkungan? Atau justru memperparah keadaan?”
(Baca juga: 6 Tips Memilih Jurusan Kuliah)
Susah Cari Pemimpin Politik
Seperti yang dilansir dari entrepreneur.com, anak-anak milenial ini sangat benci sama hal yang berkaitan dengan birokrasi.
Bagi millennials, birokrasi itu cuma bikin ribet dan sangat enggak efektif dan efisien.
Dan karena aturan birokrasi itu erat kaitannya dengan kepemimpinan di pemerintahan, hal ini bikin kita jadi ogah berurusan sama politik.
Millennials berpikir kalau bergabung di politik, kita mau enggak mau harus berhadapan dengan hal-hal yang enggak kita percayai dan enggak kita suka, jadi mending bikin usaha sendiri aja.
(Baca juga: 10 Jurusan Kuliah Yang Paling Banyak Dipilih)
Munculnya Generasi Z sebagai Pesaing
Sekarang sih kaum milenial boleh berbesar hati karena hampir di seluruh perusahaan, generasi ini mendominasi di berbagai level jabatan.
Tapi sekitar tiga tahun lagi, nampaknya tren ini akan mulai bergeser.
Soalnya saat itu, generasi Z yang lahir di akhir tahun 2000 ini akan berusia 20 tahunan dan siap untuk meramaikan industri bisnis.
Belum lagi kalau kita melihat keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi yang semakin lama semakin maju di dunia.
Wah, bisa jadi generasi Z inilah yang akan memimpin selanjutnya!
(Tips memilih jurusan kuliah, cek di sini)
Sikap yang Semakin Individualistis
Enggak suka sama keribetan birokrasi dan ketidakefisienan penggunaan waktu bikin anak-anak millennials lebih mengandalkan jejaring komunikasi online.
Enggak salah sih sebenarnya, tapi dalam prakteknya banyak yang kebablasan.
Contohnya, satu orang dengan yang lain bisa saling chat padahal mereka masih ada di dalam satu ruangan yang sama.
Hal kayak gini sebenarnya bisa diminimalisir kan?
Soalnya kalau terus menerus berlangsung, satu individu dengan individu lainnya akan sangat minim bertatap muka dan cenderung berpura-pura dalam menunjukkan kehangatan dan kepedulian.
Selama masih bisa ketemu langsung, lebih baik interaksi langsung tetap dijaga dan jangan sampai hilang.
(Jurusan menjanjikan di Indonesia yang masih sepi peminat, klik di sini)
Penulis | : | Natalia Simanjuntak |
Editor | : | Natalia Simanjuntak |
KOMENTAR