Festival Film Cannes adalah festival film Internasional yang diadakan setiap tahun di Cannes, Perancis.
Festival ini akan menayangkan film dari seluruh dunia dengan berbagai genre.
Tahun ini Festival Film Cannes ke-70 akan diadakan pada 17-28 Mei sekaligus merayakan ulang tahunnya yang ke 70.
Enggak kalah sama negara lain, film Indonesia juga beberapa kali pernah tayang di festival bergengsi ini lho!
Ini 7 film Indonesia yang pernah tayang di Festival Film Cannes, bikin bangga!
(Baca juga: Jangan Panik! Ini yang Harus Kita Tahu tentang Serangan Ransomware WannaCry & Cara Mengatasinya)
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak akan tayang di Cannes 2017 mendatang.
Film karya sutradara Mouly Surya ini menjadi satu-satunya film panjang dari Asia Tenggara yang akan tayang di Cannes.
Film ini bercerita tentang Marlina, seorang janda asal Sumba yang diserang dan dirampok oleh sekelompok pria.
Untuk melindungi dirinya, dia membunuh dan memenggal kepala pimpinan perampok tersebut.
Dia pun menempuh perjalanan panjang ke kantor polisi sambil membawa kepala itu.
Kita bisa menonton film ini di bioskop pada Oktober 2017.
Prenjak (2016)
Film Prenjak berhasil memenangkan penghargaan Leica Cine Discovery Prize untuk film pendek terbaik di Cannes tahun lalu.
Prenjak bercerita tentang Diah, seorang cewek desa yang merasa putus asa karena membutuhkan uang.
Dia pun membuat sebuah perjanjian dengan Jarwo melalui sebatang korek api seharga Rp 10 ribu.
(Baca juga: 6 Tempat Wisata di Indonesia yang Sering Dikunjungi Seleb Hollywood)
The Fox Exploits The Tiger’s Might (2015)
The Fox Exploits The Tiger’s Might mengisahkan dua anak cowok yang sedang mengeksplorasi seksualitas mereka.
David dan Aseng mengalami pergulatan antara seksualitas dan kekuasaan di lingkungan tempat tinggal mereka.
Kara, Anak Sebatang Pohon (2005)
Film ini bercerita tentang seorang anak kecil, Kara yang hidup di tempat terpencil.
Ayahnya meninggal setelah pria bernama Ronald membunuh ibunya.
Namun saat seorang wartawan mulai masuk ke hidupnya, Kara memutuskan mencari Ronald untuk menanyakan satu pertanyaan utama.
(Baca juga: 3 Info tentang Pendaki Cewek yang Meninggal Akibat Tertimpa Batu di Gunung Semeru)
Serambi (2005)
Serambi adalah sebuah film dokumenter tentang kehidupan orang-orang di Aceh yang berusaha bangkit kembali setelah bencana tsunami di 2004.
Karakter di film ini merepresentasikan tiga generasi, yakni Tari yang berumur 12 tahun mewakili generasi anak-anak; Reza, Azhari, dan Lisa mewakili generasi muda; serta tukang becak bernama Usman mewakili generasi tua.
Daun di Atas Bantal (1998)
Tiga anak jalanan, Sugeng, Heru, dan Kancil menjalani hidup dalam kemiskinan di Yogyakarta.
Mereka harus mengerahkan segala cara untuk bisa bertahan hidup.
Namun mereka pengin keluar dari kemiskinan dan mendapat pendidikan yang layak.
Seorang wanita bernama Asih pun membantu mereka, namun kejadian tragis enggak bisa terhindarkan.
(Baca juga: 10 Film Indonesia yang Menampilkan Keindahan Alam Indonesia. Bikin Pengin Liburan!)
Tjoet Nja' Dhien (1988)
Tjoet Nja' Dhien adalah film Indonesia pertama yang ditayangkan di Cannes.
Film karya Eros Jarot ini menceritakan tentang perjuangan Tjoet Nja' Dhien melawan tentara Belanda yang menduduki Aceh pada zaman Hindia belanda.
Keteguhannya untuk terus berperang dan berjuang meski mengalami rabun dan encok menjadi inspirasi bagi para teman-teman seperjuangannya.
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR