Ketika ada suatu kejadian bunuh diri, kita seringkali enggak bersimpati pada korban. Kita malah melontarkan kalimat-kalimat yang enggak sensitif, seperti:
“Ih dia kan kuliah di universitas bagus, kok bisa sih bunuh diri? Enggak bersyukur banget.”
“Kirain dia pintar, tapi kok bodoh sih malah bunuh diri.”
Keinginan dan keputusan untuk akhirnya bunuh diri enggak sesimpel itu guys.
Korban biasanya telah mengalami beberapa tahapan depresi sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri nyawanya.
(Baca juga: Kenapa Remaja Rentan Depresi dan Bunuh Diri?)
Menurut data dari World Health Organization (WHO), sebanyak 800,000 orang di dunia meninggal karena bunuh diri.
Diperkirakan terdapat satu kematian setiap 40 detik. Bunuh diri adalah masalah yang serius, oleh sebab itu jangan pernah menyepelekan keinginan untuk bunuh diri.
(Baca juga: Cowok Lebih Rentan Melakukan Bunuh Diri daripada Cewek? Kok Bisa?)
Hal-hal yang sebenarnya ada di pikiran korban
Menurut Mira D. Amir, psikolog di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa pikiran untuk bunuh diri ini memiliki banyak penyebab.
Satu kejadian itu sebenarnya hanyalah trigger atau puncaknya, karena sebenarnya pasti masih banyak penyebab lainnya yang tersembunyi di bawah itu, yang selama ini enggak terungkapkan.
“Lalu karena dia sudah merasa enggak sanggup menahan beban, merasa enggak bisa lagi hidup, dia akan berpikir ‘Kalau aku mati akan lebih baik’. Begitulah pikiran untuk bunuh diri muncul,” papar Mira.
1. Enggak kuat menahan beban yang selama ini dipendam
2. Merasa terus-terusan sedih dan tersakiti yang amat dalam
3. Merasa sendirian dan enggak diiginkan
4. Kemarahan dan kekecewaan yang sangat dalam
5. Merasa enggak berguna dan enggak bermanfaat
6. Merasa terjebak dan terperangkap dalam masalah tanpa jalan keluar
7. Putus asa dan enggak ada solusi untuk masalah hidupnya.
(Baca juga: 6 Seleb Cewek Hollywood Buka-bukaan Soal Penyakit Mental dan Cara Mereka Menghadapinya)
“Orangtuaku selalu menyalahkanku sama apapun yang aku lakukan. Waktu itu cowokku juga abusive, jadi dia melarangku untuk makan supaya enggak gendut. Dia juga selalu membuatku merasa enggak percaya diri dengan memberikan komentar-komentar negatif tentang diriku. Aku sampai membenci diri sendiri. Aku merasa enggak ada orang di sekitar yang mendukungku.” - (Dea, 24 tahun, pernah berpikir untuk melakukan bunuh diri)
“Masa terkelam dalam hidupku adalah ketika ayahku tiba-tiba menikah lagi. Di situ keadaan rumah pun jadi menegangkan. Ibuku pun keluar dari rumah karena hal ini. Aku dan kakak jadi terlantarkan dan enggak dipedulikan. Aku merasa hopeless dan enggak bisa apa-apa, sehingga saat itu aku berpikir kalau satu-satunya penyelesaian adalah mengakhiri nyawaku.” - (Indri, 25 tahun, pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan obat-obatan saat SMA)
Jangan menyalahkan orang yang melakukan atau pernah mencoba untuk bunuh diri.
Karena kita enggak pernah tahu apa masalahnya dan apa yang ada di pikiran seseorang.
Komentar-komentar negatif dari kita hanya akan membuat mereka merasa lebih buruk dan rendah diri.
Bagi kita mungkin aja itu sepele, tapi bukan berarti kita berhak untuk men-judge mereka.
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR