Kebanyakan di antara kita pasti sering mengalami bad hair day alias hari buruk karena punya masalah rambut. Masalahnya pun macem-macem, mulai dari rambut lepek karena telat keramas, atau rambut berantakan dan susah diatur. Parahnya lagi, bad hair day malah berujung ke bad mood seharian dan jadi mempengaruhi kegiatan kita selama hari itu. Nah, curhatan dari teman kita soal bad hair day berikut bisa kita jadikan pelajaran, lho girls. Yuk disimak!
(Baca juga di sini: Tips Mengatasi Rambut Lepek Ketika Kita Enggak Sempet Keramas)
Jadi males ngapa-ngapain
Intan (19) mengaku sebelumnya dia enggak terlalu sering mengalami masalah rambut lepek, tapi semenjak salah potong rambut, pengalaman ini jadi sering dia alami.
“Waktu rambutku sebahu, aku jarang banget punya masalah ini. Tapi sejak salah potong rambut, udah deh, rambut aku jadi semakin sering berminyak dan susah banget diatur.”
Intan mengaku kalau rambutnya termasuk kering, tapi jadi berminyak saat potong rambut pendek.
“Aku harus keramas setiap hari supaya rambut enggak lepek dan gampang diatur. Tapi sekalinya telat keramas, rambut dan mood enggak bisa terselamatkan.
Dry shampoo yang sering aku gunakan juga enggak membantu banyak. Karena kandungan dry shampoo yang mirip bedak tabur, rambutku malah jadi kering. Kalau keseringan pakai, malah ketombean. Bad hair day juga mempengaruhi performaku dalam seharian itu. Aku jadi males ketemu orang, pokoknya jadi minder deh merasa penampilanku enggak banget di hari itu.”
Korelasi bad hair day dan bad mood
Ada banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk membuktikan korelasi bad hair day dan bad mood.
Dilansir dari handsofflavor.org, studi yang dipimpin oleh Dr. Marianne LaFrance, Profesor Psychology dan Gender Studies di Universitas Yale, Amerika Serikat terhadap kasus ini, memang terbukti. Rambut yang lepek dapat memberi dapak negatif terhadap performa dan menurunkan self esteem atau kepercayaan diri.
Menurut penelitian tersebut, seseorang yang memiliki persepsi bahwa rambut mereka sedang buruk di hari itu, akan menurunkan rasa percaya diri dan merasa mereka tidak mampu melakukan hal yang semestinya mereka bisa lakukan.
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR