Ello, salah satu musisi Indonesia baru saja tertangkap dengan tuduhan memakai narkoba. Sebelum Ello, beberapa nama seleb Indonesia juga sempat tersandung kasus narkoba. Terhitung, di sepanjang 2017, sekitar delapan orang seleb Indonesia harus berurusan dengan hukum karena terlibat narkoba.
Itu baru yang kita kenal. Di luar public figure, narkoba juga menjadi salah satu bahaya yang rentan mengancam, termasuk remaja. Dari data yang diungkapkan dalam Hasil survey Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok pelajar dan Mahasiswa di 18 Provinsi di Indonesia yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia, sebanyak 22% pelajar dan mahasiswa di Indonesia menggunakan narkoba di tahun 2016.
Tentu saja ini bukan jumlah yang sedikit. Ironisnya, menurut data yang dikumpulkan BNN, sebanyak 80% masyarakat Indonesia sebenarnya paham akan bahaya narkoba, tapi tetap saja banyak yang menggunakannya. Bahkan, bukan tidak mungkin jika salah satu teman atau anggota keluarga kita ternyata mengonsumsi narkoba.
(Lihat di sini seleb Indonesia yang tertangkap karena kasus narkoba)
Video yang dilansir dari Kompas TV ini juga menunjukkan data kasus narkoba di Indonesia tahun 2016.
Kenapa Banyak Remaja Menggunakan Narkoba?
BNN menyebut dua alasan yang paling banyak diungkapkan oleh pengguna narkoba tentang awal mula mereka mengonsumsi obat-obatan terlarang ini. Yaitu, coba-coba dan bersenang-senang.
Senada dengan hal ini, psikolog Elizabeth T Santosa, MPsi, Psi, SFP, ACC menyebutkan, “usia remaja merupakan saat transisi dari anak-anak menjelang dewasa di masa ini saatnya kita suka eksplorasi. Remaja mulai melihat realita kehidupan, dan enggak semuanya memberikan pengaruh positif. Ditambah dengan adanya tekanan atau peer pressure, perasaan tidak bahagia sehingga memutuskan mencari jalan keluar yang salah.”
Dari hasil survey yang dilakukan BNN juga ditemukan kalau ganja merupakan jenis narkoba yang paling banyak dipakai. Alasannya karena ganja semakin gampang ditemukan dan harganya relatif murah, sehingga remaja yang masih sekolah pun bisa dengan mudah mendapatkan ganja.
Karena itu, penting bagi kita untuk berani berkata tidak. Sebelumnya, kita juga bisa membekali diri dengan pengetahuan seputar narkoba, misalnya dengan berdiskusi bersama orangtua atau guru.
“Ketika ditawarkan, kita pasti kaget, terlebih usia remaja masih labil. Enggak perlu takut kehilangan teman. Jika kita percaya diri, kita enggak perlu ragu harus sendirian saat harus kehilangan teman. Karena itu, kita harus berani berkata tidak,” jelas Lizzie.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR