Kasus sindrom puteri tidur yang dialami oleh Echa ternyata bukan yang pertama kali terjadi. Beth, salah satunya, adalah seorang remaja asal Inggris tercatat mengalami penyakit ini sejak dia berusia 16 tahun. Di tahun 2014, lewat BBC, Beth menceritakan penyakitnya di depan umum supaya orang lain bisa meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran mengenai penyakit langka tersebut.
Cara mengidentifikasi KLS
Selain jumlah jam tidur yang bertambah pesat, ciri-ciri lain dari penyakit puteri tidur adalah perilaku penderitanya berubah dan sering berperiaku seperti anak-anak.
Ketika bangun, mereka akan mengalami kebingungan, disorientasi, kekurangan tenaga dan tidak mampu merasakan emosinya. Kebanyakan pasien menyatakan hilang fokus dan mengalami hypersensitive terhadap suara dan cahaya. Ada juga beberapa kasus, pasien mengalami kelaparan bahkan nafsu seks yang meningkat tiba-tiba.
Belum ada pengobatan
Sampai sekarang, masih belum ada jenis pengobatan yang mampu mengatasi masalah neurologis ini. Pasien sindorm puteri tiudr hanay bisa mengonsumsi obat-obatan yang menstimulus kerja syaraf supaya mengurangi rasa kantuk berlebihan.
Dilansir dari thelancet.com, lewat penelitiannya Isabelle Arnulf, Thomas J Rico, dan Emmanuel Mignot menyatakan bahwa pengobatan yang bisa membantu adalah lithium.
Sementara untuk penyebabnya pun masih simpang siur. Ada yang mengatakan adanya kemungkinan infeksi, berhubungan dengan metabolism, hingga factor genetik.
(Sumber: thelancet.com, klsfoundation.org, ncbi)
(Baca juga: Belajar dari Kasus Hanna Anisa, Ini Alasan Kita Enggak Boleh Ikut Menyebarkan Video Seks)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR