Belakangan ini kita mendengar berita tentang seorang remaja perempuan asal Banjarmasin, Siti Raisa Miranda (Echa) yang mengalami siklus tidur yang lama seperti seorang putri tidur. Echa bisa menghabiskan siklus tidur hingga dua minggu dan di antara siklus itu, Echa hanya bangun untuk makan, minum, dan buang air. Itu pun dengan bantuan orang tuanya.
Kabar tentang keadaan Echa menjadi viral setelah ayahnya memposting cerita tersebut ke media sosial Facebook miliknya. Sebenarnya penyakit apa sih yang dialami Echa? Yuk kita cari tahu fakta tentang Kleine Levin Syndrome alias sindrom putri tidur.
(Baca juga: 9 Gaya Tulisan Tangan yang Bisa Menunjukkan Kepribadian Seseorang. Kamu Termasuk yang Mana?
Kenali Kleine Levin Syndrome (KLS)
KLS adalah kelainan neurologis langka yang menyebabkan seseorang memiliki jumlah jam tidur yang lebih lama, kepribadian yang berubah, dan berkurangnya pemahaman pada dunia nyata.
Penyakit ini seringkali menyebabkan penderitanya mengalami kantuk yang sangat kuat dan tidur selama siang dan malam (hypersomnolence), kadang mampu berjalan hanya untuk makan atau pergi ke kamar mandi. Periode tidurnya si penderita pun kadang bisa berhari-hari bahkan ada juga yang berbulan-bulan. Selama periode itu, penderita harus menghentikan rutinitas normalnya. Penyakit ini lebih sering disebut sebagai sindrom puteri tidur.
Meski pada kasus Echa sindrom puteri tidur dialami oleh seorang perempuan, umumnya masalah neurologis ini sering dialami oleh laki-laki.
Gangguan Saraf
Sindrom puteri tidur terjadi karena adanya malfungsi di bagian hipotalamus dan thalamus pada bagian otak manusia yangmemiliki fungsi mengatur pola tidur, nafsu makan, dan dorongan seksual.
Terganggunya hipotalamus tersebut mneyebabkan mekanisme tubuh dalam mengatur jam biologis menjadi kacau.
Selain pola tidur, pola makan seseorang yang menderita sindrom puteri tidur ini juga berubah. Ada yang mengalami peningkatan nafsu makan selama tidur yang akhirnya memicu kenaikan berat badan. Namun ada juga yang nafsu makannya menurun selama tidur sehingga penderita akan membalas dengan makan berlebihan ketika bangun.
Lebih banyak kasus di luar negeri
Kasus sindrom puteri tidur yang dialami oleh Echa ternyata bukan yang pertama kali terjadi. Beth, salah satunya, adalah seorang remaja asal Inggris tercatat mengalami penyakit ini sejak dia berusia 16 tahun. Di tahun 2014, lewat BBC, Beth menceritakan penyakitnya di depan umum supaya orang lain bisa meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran mengenai penyakit langka tersebut.
Cara mengidentifikasi KLS
Selain jumlah jam tidur yang bertambah pesat, ciri-ciri lain dari penyakit puteri tidur adalah perilaku penderitanya berubah dan sering berperiaku seperti anak-anak.
Ketika bangun, mereka akan mengalami kebingungan, disorientasi, kekurangan tenaga dan tidak mampu merasakan emosinya. Kebanyakan pasien menyatakan hilang fokus dan mengalami hypersensitive terhadap suara dan cahaya. Ada juga beberapa kasus, pasien mengalami kelaparan bahkan nafsu seks yang meningkat tiba-tiba.
Belum ada pengobatan
Sampai sekarang, masih belum ada jenis pengobatan yang mampu mengatasi masalah neurologis ini. Pasien sindorm puteri tiudr hanay bisa mengonsumsi obat-obatan yang menstimulus kerja syaraf supaya mengurangi rasa kantuk berlebihan.
Dilansir dari thelancet.com, lewat penelitiannya Isabelle Arnulf, Thomas J Rico, dan Emmanuel Mignot menyatakan bahwa pengobatan yang bisa membantu adalah lithium.
Sementara untuk penyebabnya pun masih simpang siur. Ada yang mengatakan adanya kemungkinan infeksi, berhubungan dengan metabolism, hingga factor genetik.
(Sumber: thelancet.com, klsfoundation.org, ncbi)
(Baca juga: Belajar dari Kasus Hanna Anisa, Ini Alasan Kita Enggak Boleh Ikut Menyebarkan Video Seks)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR