Salah: Laki-laki tidak perlu bertanggung jawab jika merasa dipancing hasrat seksualnya
Masyarakat kerap membenarkan pemahaman bahwa laki-laki memang terlahir agresif soal hal-hal yang berbau seksual dan hal tersebut enggak bisa disalahkan, apalagi kalau mereka merasa gairah seksualnya dipancing.
Pemahaman yang salah ini pada akhirnya malah menyetujui anggapan bahwa perempuan dengan baju yang seksi akan menarik gairah seksual laki-laki, atau kalau laki-laki merasa tergoda maka hal itu adalah kesalahan perempuan yang pakai baju provokatif.
Untuk memperkuat argumen mereka yang salah, masyarakat sering berpendapat kalau pelaku permerkosaan memiliki masalah psikologis. Argumen ini langsung dibantah, karena lewat penelitian dari Violence Against Women, ditemukan data bahwa kasus pemerkosaan jarang dilakukan oleh orang yang menderita gangguan mental.
Salah: ‘Korban yang sesungguhnya’ adalah perempuan yang diperkosa oleh orang asing
Sebuah studi tercatat di Journal of Interpersonal Violence menyatakan bahwa penyelidik sering menentukan status ‘korban’ dilihat dari hubungan antara korban dan pelaku. Pemahaman ini dipicu dengan adanya pendapat yang mengatakan jika kasus pemerkosaan hanya akan terjadi jika korban dan pelaku sama-sama tidak mengenal.
Sehingga terjadi kerancuan bahwa perempuan yang diperkosa oleh orang asing akan terlihat sebagai ‘korban yang sesungguhnya’ jika dibandingkan perempuan yang diperkosa oleh laki-laki yang dia kenal.
Akhirnya, perempuan yang diperkosa oleh laki-laki yang mereka kenal cenderung ‘boleh’ dihakimi dan disalahkan. Padahal menurut data dari National Institute of Justice, 80-90% laporan kekerasan seksual yang dialami perempuan, pelakunya adalah orang yang mereka kenal.
Kita memang hidup di keadaan sosial yang kerap menyalahkan perempuan sebagai korban perkosaan dan kekerasan seksual lainnya, tapi bukan berarti kita membenarkan victim blaming yang mereka lakukan.
Jangan mengajari perempuan bagaimana harus berpakaian atau berperilaku. Jangan pula menyalahkan perempuan jika laki-laki merasa hasrat seksual mereka dipancing keluar.
Sebaliknya, pahami bahwa pelaku tindak kriminal, apapun bentuknya, layak mendapat hukuman yang setimpal.
(Baca juga: Ini Arti Sebenarnya Psikopat, Sosiopat, dan Narsistik! Pacar Atau Gebetan Kamu Termasuk Juga?)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR