Ada banyak tindakan sederhana dan refleks yang suka kita lakukan tapi nyatanya berbahaya bagi kulit wajah.
Seperti memegang pipi, mengelupas kulit mengering, menyeka keringat pakai tangan, dan lainnya.
Sederhana, sih, tapi hal ini bisa merusah wajah.
Berikut 5 kebiasaan buruk yang merusak wajah dan tanpa sadar sering dilakukan.
(Baca juga; DIY semangka untuk wajah lembut)
Memencet jerawat
Waktu jerawat lagi gatal-gatalnya dan kita sudah enggak tahan lagi, biasanya kita kepengin memencetnya.
Tahan tangan sebelum semuanya terlambat! Memencet jerawat malah merusak kulit dan meninggalkan bekas cokelat pada akhirnya.
Salah-salah, bakal muncul jerawat lain di sekitar jerawat kita yang lama.
Mengelupas kulit kering pada bibir
Kebiasaan buruk ini pasti dimiliki sama beberapa cewek berbibir kering. Padahal, kebiasaan ini cuma membuat bibir kita menghitam dan tambah kering.
Kadang aktivitas mengelupas kulit kering pada bibir juga membuat bibir jadi terluka bahkan sampai berdarah. Ih, jangan sampai, deh!
(Baca juga: jenis toner yang tepat untuk setiap jenis kulit wajah)
Sering memegang wajah
Memegang wajah bakalan membuat bakteri dan kotoran yang ada di tangan kita pindah ke wajah. Hal ini yang nantinya bakal memicu timbulnya jerawat, girls.
Kalau pun kita mau mengecek apa yang ada pada wajah kita, lebih baik pakai cermin saja, enggak usah dipegang.
Terlalu sering cuci muka
Cuci muka memang baik buat membersihkan kotoran pada wajah, tapi kalau keseringan?
Kulit kita malah jadi kering karena kelembaban kulit kita berkurang. Makanya, cukup cuci muka pakai sabun sebanyak dua kali sehari.
(Baca juga: Buat pemilik kulit berminyak, ini caranya agar bedak lebih awet di wajah)
Enggak membersihkan wajah sebelum tidur
Enggak membersihkan wajah sebelum tidur bakal menyumbat pori-pori wajah. Makanya, kotoran terperangkap dalam kulit kita dan menyebabkan jerawat.
Bersihkan wajah pakai susu pembersih atau sabun cuci muka sebelum tidur sampai bersih. Terus, jangan lupa pakai krim malam, ya.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR