Kamis (9/11), Presiden Jokowi menetapkan empat nama Pahlawan Nasional baru di Istana Negara.
Keempat Pahlawan Nasional baru itu adalah Zainuddin Abdul Madjid dari NTB, Mahmud Riayat Syah dari Kepri, Lafran Pane dari Yogyakarta dan Laksamana Malahayati dari Aceh.
Nama terakhir mengundang rasa penasaran lebih rakyat Indonesia. Pasalnya belum banyak yang tahu kalau Laksamana Malahayati atau Keumlahayati adalah laksamana wanita pertama di dunia.
Beliau pernah dengan gagah memimpin pasukan yang terdiri atas para janda perang pada abad ke-16 silam. Keumalahayati juga disebut sebagai Penjaga Kesultanan Aceh (Guardian of The Aceh Kingdom).
Kegigihan dan prestasinya patut banget dijadikan contoh nih, girls. Belajar dari Laksamana Malahayati, tiru 4 karakternya berikut ini agar jadi cewek kuat yuk, girls!
(Baca juga: 9 Pahlawan Perempuan Indonesia yang Enggak Banyak Orang Tahu)
Berjuang dengan nama sendiri
Laksanama Malahayati merupakan keturunnan darah biru. Dia adalah putri dari Laksamana Mahmud Syah. Buyutnya adalah Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh Darussalam sekitar tahun 1530-1539.
Ayah Salahuddin Syah adalah Sultan Ibrahim Alu Mughayat Syah, pendiri Kesultanan Aceh Darussalam.
Meski berasal dari keluarga bangsawan, Laksamana Malahayati enggak lantas memanfaatkannya untuk mendapatkan status sosial dengan mudah. Reputasinya sebagai seorang pemimpin handal dia peroleh dengan terlibat langsung dalam urusan negara dan peperangan.
Para tentara dan jenderal menghormatinya karena Keumalahayati membuktikan kehebatan dirinya sebagai Komandan tempur.
(Baca juga: 4 Pelajaran Hidup Cut Nyak Dhien yang Bisa Bikin Kita Jadi Cewek Hebat Seperti Beliau)
Peduli dengan sesama perempuan.
Laksamana Malahayati memulai karirnya di medan tempur dengan membentuk pasukan “Inong Balee” (janda-janda pahlawan yang telah syahid). Pasalnya beliau juga kehilangan sang suami yang gugur dalam pertempuran melawan Portugis, girls.
Dia dengan gagah berani memimpin armada laut dan 2000 pasukan “Inong Balee” berperang melawan Belanda pada tahun 1599.
Dalam pertempuran itu Laksamana Malahayati berhasil menewaskan Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Berkat keberanianna ini, Keumalahayati dianugerahkan gelar “Laksamana”.
(Baca juga: Pahami Asal Usul Penetapan Hari Pahlawan Lewat 4 Fakta Berikut Ini Yuk!)
Tegas dan tanpa kompromi
Tahun 1600, angkatan laut Belanda dipimpin oleh Paulus van Carden, merampok dan menenggelamkan kapal dagang Aceh yang penuh dengan rempah-rempah. Setelah insiden ini Laksamana Keumalahayati menangkap Admiral Jacob van Neck saat dia berlayarh di perairan Aceh.
Maurits van Oranje kemudian mengirimkan Admiral Laurens Bicker dan Gerard de Roy dengan membawa surat permohonan maaf untuk Kesultanan Aceh.
(Baca juga: 13 Pahlawan Indonesia yang Diangkat Menjadi Film. Wajib Nonton!)
Negosiator ulung
Laksamana Keumalahayati juga dikenal sebagai negosiator yang ulung. Saat menemui utusan Maurits van Oranje dan melakukan perundingan, beliau berhasil membuat pasukan Belanda untuk melakukan gencatan senjata dan membayar ganti rugi 50 ribu gulden sebagai kompensasi perampokan kapal rempah-rempah Aceh.
Reputasi Keumalahayati sebagai Penjaga Kesultanan Aceh (Guardian of The Aceh Kingdom) membuat Inggris memilih langkah diplomatik untuk memasuki Selat Malaka.
Penulis | : | Putri Saraswati |
Editor | : | Putri Saraswati |
KOMENTAR