Kita dan dia udah dekat banget. Sering nge-chat, curhat, bahkan nge-date. Tapi karena suatu hal, pada akhirnya kita enggak ‘jadi’ sama dia.
Dan hubungan kita cuma berakhir di status almost relationship aja. Hiks. Kenapa sih almost relationship selalu bikin kita sedih dan terasa menyakitkan?
Cewekbanget udah merangkum alasan kenapa patah hati akibat almost relationship itu paling menyakitkan. Yuk disimak!
(Baca juga: Kado yang Paling Diinginkan Cowok dari Gebetan Atau Pacarnya!)
Enggak ada kejelasan
Pada dasarnya, manusia selalu menginginkan kejelasan atau kepastian. Saat kita mengalami almost relationship, kepastian itu enggak bisa kita dapatkan.
Tahu-tahu udah ngilang aja. Tahu-tahu enggak jadi aja. Tanpa ada kejelasan masing-masing.
Istilahnya, kalau di dongeng-dongeng, happy ending enggak, sad ending pun enggak. Kita juga enggak tahu apa nantinya kita dan dia bakal balik deket lagi atau enggak.
Pokoknya serba enggak jelas deh. Ini lah mengapa almost relationship itu cenderung menyakitkan.
Semacam gambling
Saat jatuh cinta, kita diibaratkan seperti gambling atau bertaruh sama perasaan kita. Dan sedihnya, kita enggak tahu akhirnya seperti apa.
Selama PDKT, fantasi-fantasi yang sering ditimbulkan dari perilakunya kadang bikin kita enggak sadar untuk ‘bertaruh banyak’ dan sepenuhnya naksir sama dia.
Misalnya, dia tiba-tiba manggil ‘sayang’ atau memberi perhatian sama kita.
Kita pun jadi ngerasa kalau ada kemungkinan dia dan kita bakal bisa jadian. Perasaan baper pun enggak bisa ditolong lagi.
But at the end of the day, kita enggak bisa jadian sama dia. Seakan kita udah bertaruh banyak soal perasaan, tapi enggak membawa hasil yang sepadan.
Tahu cerita dari sudut pandang kita saja
Dalam setiap masalah pasti ada berbagai sudut pandang. Almost relationship, sedihnya, cuma bisa kita ketahui dari sudut pandang kita sendiri, dan minim informasi dari sudut pandang si dia.
Kenapa kita enggak bisa jadian sama dia? Apa salah kita? Kita udah ngelakuin apa sampai dia jadi ilfil?
Kita harusnya enggak begitu! Harusnya kayak gini! Dan hal-hal semacamnya yang bikin kita jadi menyalahkan diri sendiri.
Perlahan-lahan kita jadi menyiksa diri kita sendiri dan berpikir kalau diri ini enggak layak buat dia.
Well, sebenarnya kita enggak punya kewajiban untuk memahaminya lho girls, pada akhirnya toh dia udah enggak ada di kehidupan kita.
(Baca juga: 3 Tanda Kita Jatuh Cinta Sama Cowok yang Enggak Mencintai Kita Balik)
Ribet kalau harus ngejelasin ke sahabat
Selama beberapa saat dekat sama dia, sahabat kita selau jadi tempat sampah tentang perkembangan hubungan kita dan dia.
Tapi saat dia tiba-tiba ngilang, kita jadi berubah enggak pernah cerita-cerita lagi soal dia ke sahabat. Saat sahabat mulai menanyakan kelanjutan hubungan kita dan dia, kita jadi males dan merasa enggak mood mengungkit sakit hatinya kita.
Susah melupakan kenangan
Kenangan-kenangan yang ada saat masa-masa PDKT sama dia, terus kita ulang dalam pikiran.
Kita ngerasa kita masih bisa optimis dan berharap dia dan kita suatu saat nanti bakal deket lagi. Ini akibat dari enggak ada kejelasan antara kita dan dia.
Ragu bakal bisa jatuh cinta lagi
Takut hal serupa akn terjadi lagi dalam kehidupan kita, akhirnya kita jadi ragu dan takut untuk membuka diri buat orang yang baru. Kita enggak mau membiarkan diri kita merasakan patah hati untuk kesekian kalinya, dan akhirnya memutuskan bakal susah buat jatuh cinta lagi.
Kehilangan seorang teman
Yang paling menyakitkan adalah, kita seperti kehilangan sosok seorang teman. Saat kita dan dia masih dekat, dia seperti seorang sahabat yang mengerti kita.
Tapi saat semua berakhir tanpa kejelasan, dia jadi bukan siapa-siapa lagi buat kita. Bahkan kalau mau dekat lagi pun, pasti bakal awkward banget.
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR