Kasus bunuh diri sudah bukan menjadi fakta yang asing lagi. Di Amerika Serikat sendiri, kasus bunuh diri yang dialami remaja meningkat sejak tahun 2010 hingga 2015, berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention.
Alasan mengapa kasus tersebut meningkat masih belum diketahui sebabnya.
Penelitian itu pun tidak menjawab pertanyaan dari penyebab meningkatkan kasus bunuh diri pada remaja. Namun, dari data tercatat, seenggaknya faktor media sosial turut memberi andil terhadap kenaikan kasus itu.
(Baca juga: 10 Tipe Gebetan yang Ada di Drama Korea. Ada Favoritmu?)
Dilansir dari seventeen.com, kasus bunuh diri pada remaja sering dikaitkan dengan cyberbullying dan konten sosial media yang sering menunjukkan betapa ‘sempurna’nya hidup seseorang. Dua faktor ini, menurut para peneliti adalah alasan paling kuat seorang remaja melakukan bunuh diri.
Hasil penelitian terhadap studi media sosial dan pengaruhnya pada kasus bunuh diri remaja
Sebuah penelitian dilakukan terhadap hampir setengah juta remaja usia 13-15 tahun sejak tahun 2009-2015. Para responden ditanya seputar perangkat elektronik, sosial media, media massa, televisi, dan waktu yang mereka habiskan untuk berkumpul bersama teman-temannya. Mereka juga ditanya tentang perubahan mood dan perasaan yang berhubungan dengan bunuh diri.
Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Clinical Psychological Science sebagai berikut:
- Remaja terbiasa menggunakan perangkat elektronik seperti smartphones setidaknya lima jam sehari, atau bahkan dua kali lebih lama. 70% dari remaja tersebut cenderung memiliki keinginan untuk bunuh diri.
- Di tahun 2015, 36% remaja tercatat mengalami depresi, sedih, dan putus harapan, bahkan ada juga yang bepikiran untuk bunuh diri. Remaja perempuan ternyata lebih tinggi memiliki kecenderungan itu, yakni sekitar 45% di tahun 2015, dan 40% di tahun 2009 jika dibandingkan dengan remaja laki-laki.
- Di tahun 2008, 58% remaja perempuan mneggunakan media sosial setiap hari; tahun 2015 meningkat menjadi 87%. Remaja-remaja ini cenderung lebih cepat mengalami depresi jika dibandingkan dengan remaja lainnya yang lebih jarang menggunakan media sosial.
(Baca juga: 8 Cara Supaya Kita Enggak Gampang Baper Sama Cowok)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR