Embel-embel ‘cantik’ pada judul tulisan secara enggak langsung memengaruhi pemikiran netizen untuk memasang standar tinggi agar dianggap menarik di mata orang lain – kalau cantik berarti kita menarik, dilirik, dan disukai banyak orang.
Padahal selain kata ‘cantik’ yang hanya fokus pada fisik perempuan, ada kata sifat lainnya yang bisa digunakan, seperti ‘kuat’ ‘cerdas’ atau ‘inspiratif’. Sekalipun tanpa embel-embel kata sifat apapun, perempuan tetaplah perempuan yang prestasinya tetap layak diakui dan disiarkan.
Kenali Objektifitas Terhadap Perempuan
Fakta yang terjadi di atas masuk ke dalam kasus objektivitas terhadap perempuan. Kita terlalu sering menggunakan sudut pandang laki-laki sebagai pengamat dan perempuan sebagai objek yang diamati. Akibatnya, tindakan objektivitas pun sering dialami oleh para perempuan, di mana pun dan kapan pun, tidak peduli umur.
Artikel-artikel dengan embel-embel kata ‘cantik’ akhirnya malah menjadi lapak objektivitas buat netizen, karena menarik komentar-komentar yang bernada seksis, centil, atau bernada sensual. Prestasi dan kehebatan yang seharusnya jadi fokus utama, malah dilupakan.
Sebagai netizen, kita memang enggak bisa mengontrol artikel-artikel tersebut buat bermunculan, tapi sebagai netizen, kita bisa lebih kritis menanggapinya. Caranya, kita bisa meninggalkan komen atau report artikelnya. Kita juga bisa men-screenshot judul artikel tersebut dan mengingatkan teman-teman (kalau perlu bisa post di sosial media) supaya enggak membaca.
Kita juga bisa stop share link menuju artikel yang sifatnya merendahkan perempuan tersebut. Supaya enggak makin banyak yang baca. He-he.
Dan yang terpenting, mengingatkan diri sendiri untuk tidak melakukan hal serupa. Misalnya, melihat seseorang dari prestasinya, bukan fisiknya.
Seorang atlet berprestasi karena ketekunan dan kerja kerasnya, bukan karena dia cantik.
Seorang dokter bisa menjadi sehebat itu karena rajin belajar dan pantang menyerah untuk menggapai mimpinya, dan tidak perlu ada kata cantik untuk menggambarkannya.
Isyana Sarasvati pernah bilang kalau dia tidak suka ditulis artis cantik. Cukup musisi saja, tidak perlu ada atribusi apa-apa.
Tindakan seputar pelecehan dan merendahkan perempuan yang erat kaitannya dengan feminisme ini memang belakangan semakin mendapat sorotan. Makanya, jangan ragu lagi untuk maju bareng melakukan ‘perlawanan’, girls. Kamu sudah siap?
(Baca juga: Banyak Korban Pelecehan Seksual yang Tidak Berdaya Sehingga Butuh Waktu Lama untuk Terungkap. Kenapa?)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR