Usia remaja, rasa ingin tahu memang sedang tinggi-tingginya. Termasuk soal seks. Ada banyak hal soal seks yang kita ingin tahu.
Bukan hanya kita, pacar juga. Sehingga seringkali ada remaja yang melakukan hubungan seks di usia remaja. Padahal, risikonya sangat tinggi. Selain kehamilan di usia dini yang berbahaya karena organ reproduksi yang belum siap, tertular penyakit menular seksual, juga efek psikologis seperti rasa bersalah dan membenci diri sendiri.
Yuk kita simak pengakuan cewek Indonesia soal berhubungan seks saat remaja dan pelajaran agar kita enggak mengikutinya.
(Baca juga: 5 bahaya sexting atau chat sex dengan pacar karena hanya merugikan diri sendiri)
Berhubungan seks untuk membuktikan rasa sayang
“Pacarku anak kuliahan dan dia tinggal di kost dekat kampusnya. Pas pertama kenalan, aku memang suka duluan sama dia. Sampai akhirnya kita PDKT dan jadian. Senang banget bisa jadian sama orang yang aku suka.
Kita pacaran selama delapan bulan. Empat bulan pertama pacaran, kita baik-baik aja dan enggak pernah berantem. Memasuki bulan kelima, pacarku menanyakan soal rasa sayangku sama dia.
Begitu aku bilang sama dia kalau benar-benar sayang, dia menantangku untuk membuktikannya dengan menuruti keinginannya, yaitu berhubungan seksual. Awalnya aku menolak karena merasa takut dan belum siap.
Tapi, pacarku selalu menanyakan hal itu setiap waktu, sampai mengancam untuk mutusin aku. Karena aku takut ditinggalin, aku menuruti keinginannya. Dan, setelah melakukannya, aku enggak berhenti menangis dan merasa bersalah.
Ditambah lagi, pacarku tiba-tiba menghilang dan susah dihubungi setelah kami berhubungan seks. Sikapnya berubah. Kita jadi sering berantem. Dia seolah-olah mencari cara buat putus.
Aku enggak tahan lagi dan meminta putus. Pacarku dengan gampangnya langsung mengiyakan keinginanku itu. Setelah putus, dia benar-benar menghilang. Saat itu aku sadar kalau ternyata dia enggak benar-benar sayang.
Aku menyesal banget. Sampai sekarang aku malu kalau ketemu orang baru. Aku takut kalau enggak ada yang mau menerima aku karena aku udah enggak perawan.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR