Media sosial alias medsos bukan hanya jadi tempat buat kita berinteraksi dengan orang lain tapi juga jadi wadah kita untuk mengekspresikan diri. Tapi bagi pemerintah, interaksi di medsos bisa menimbulkan suatu hal yang membahayakan, entah bagi negara, masyarakat, atau pemerintahan, sehingga suatu negara bisa memblokir medsos tertentu.
Seperti kita ketahui, Indonesia telah memblokir beberapa medsos seperti Tumblr, Vimeo, dan Reddit. Hal ini menimbulkan pro dan kontra. Tapi sebenarnya, ada 5 negara di Asia lainnya yang juga sering memblokir medsos, lho! Negara mana saja? Yuk, kita simak.
Turki
Tahun 2014, Turki sudah memblokir Twitter setelah mendapati rekaman suara yang mengungkapkan kasus korupsi di pemerintahannya. Selanjutnya, tahun 2015, Turki juga memblokir Twitter, Facebook, dan YouTube untuk mencegah penyebaran tayangan penyanderaan Mehmet Selim Kiraz. Hal yang sama juga dilakukan saat terjadi penembakan duta besar Rusia, Andrei Karlov pada Desember 2016.
Iran
Tahun 2009 lalu, pemerintahan Iran memblokir Facebook, Twitter, YouTube karena sering dipakai untuk aksi protes saat masa pemilu. Tahun 2018 ini, Kementerian Pendidikan Iran mengeluarkan larangan penggunaan jaringan medsos asing di sekolah-sekolah. Ini menjadi upaya pemerintah dalam membatasi pengaruh dari media online luar negeri dan lebih mengutamakan medsos buatan dalam negeri untuk komunikasi mereka.
Hingga akhirnya Telegram dan Instagram juga diblokir oleh Iran.
(Baca juga: 5 Aplikasi Medsos yang Mulai Ditinggalkan Peminatnya. Kamu Setuju?)
Vietnam
Pemerintahan Vietnam punya sistem pertahanan internet yang diberi nama Bamboo Firewall, gunanya untuk memonitor akses pengguna internet. Beberapa medsos yang sudah diblokir oleh Vietnam adalah Facebook, Linkedin, dan juga situs berita BBC.co.uk.
Cina
Pemerintahan Cina dikenal sering memblokir berbagai medsos. Hampir semua medsos enggak bisa diakses, dari mulai Facebook, Twitter, Snapchat, Instagram, YouTube, Blogger, Google+, hingga Tinder. Aplikasi chat juga banyak yang diblokir, seperti WhatsApp, LINE, dan Telegram.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR