Sejak usia remaja, imajinasi seksual kita akan mulai aktif. Itulah mengapa, enggak sedikit dari kita yang coba-coba nonton film dewasa. Tapiii, banyak yang bilang kalau sering nonton film dewasa bisa bikin tulalit. Benarkah? Yuk, simak penjelasannya menurut ahli!
(Baca juga: Kenapa Remaja Membuat Video Porno?)
Memang benar jika kita menonton film dewasa satu per satu syaraf di otak akan putus dan membuat jadi 'tulalit'?
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa menonton film dewasa dapat berdampak buruk bagi kesehatan otak. Penelitian di Jerman menyatakan bahwa terlalu sering menonton film dewasa dapat membuat volume otak di area striatum otak mengalami penyusutan.
Ketika menonton film dewasa, produksi dopamin akan meningkat sehingga membuat suasana hati bahagia. Tetapi jika terlalu sering, dapat menurunkan sensitivitas otak terhadap rangsangan seksual. Otak akhirnya membutuhkan lebih banyak dopamin untuk bisa terangsang secara seksual. Sehingga seseorang akan memiliki keinginan lebih banyak untuk menonton film dewasa. Demikian dipaparkan oleh dr. Arietta Pusponegoro, SpOG dalam wawancaranya bersama cewekbanget.
Dr. Arietta juga menambahkan, bahwa menurut penelitian yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry pada tahun 2014, menonton pornografi terlalu sering dapat menumpulkan respons terhadap rangsangan seksual.
Menurut penelitian tahun 2011 yang diterbitkan dalam Psychology Today, jika terlalu sering menonton film dewasa, pria atau wanita akan membutuhkan pengalaman seksual yang lebih ekstrem untuk bisa terangsang. Mereka akan sulit terangsang jika hanya melakukan hubungan seksual biasa dan bahkan harus sampai mengarah pada kekerasan untuk bisa terangsang.
Apa sih dampak psikologis kalau kita suka menonton film dewasa?
Psikolog keluarga, anak, dan remaja, Roslina Verauli menjelaskan suka menonton film dewasaakan membuat isi pikiran kita disibukkan oleh aktivitas seksual yang kita tonton. Jadi, karena imajinasi seksual sudah aktif di usia remaja, makanya kesannya jadi mikirin seks melulu.
Manusia paham kalau melihat tayangan pornografi itu enggak sesuai dengan nurani, terutama buat yang belum menikah. Pasti muncul perasaan bersalah yang nantinya menimbulkan tekanan tertentu. Akibatnya muncul kebutuhan untuk merilis ketegangan, salah satu caranya lewat film dewasa lagi. Jadi semacam lingkaran setan. Karena itu pikiran harus diisi makanan baru, yaitu dengan cara mengisinya dengan tema sentral di usia remaja yaitu prestasi, sekolah atau teman.
Apa, sih, kecanduan seks itu? Gimana tandanya kalau kita sudah mengalami kecanduan seks?
Vera menjelaskan secara biologis semua orang punya kebutuhan seks yang sama. Yang ada hanyalah orang yang enggak mampu mengelola kebutuhan seksual. Mulai addict terjadi ketika isi pikirian hanya soal seks, imajinasi/fantasi seksual selalu aktif sehingga menimbulkan hasrat seksual. Akhirnya kita terdorong melihat/membayangkan hal seksual dan hal itu muncul dalam prilaku, itu baru disebut addict. Kriterianya kemampuan berfungsi sehari-hari, misal untuk berteman atau belajar terganggu.
(Baca juga: Beberapa Kasus Video Porno Remaja Indonesia)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR