Saat sebuah sinetron sukses mendapatkan banyak penonton ketika tayang di layar kaca, enggak jarang sinetron tersebut diangkat ke layar lebar.
Ada yang lebih sukses versi film, atau versi sinetron, dan ada juga yang sukses di kedua produksinya.
Ini dia 6 film Indonesia yang diangkat dari sinetron laris. Sudah nonton?
Rompis
Rompis atau singkatan dari Roman picisan, adalah remake dari film yang dulu pernah tayang di tahun 1980.
Tapi sesungguhnya film Rompis ini lebih ke adaptasi dari sinetron Roman Picisan yang tayang di RCTI. Para pemain film Rompis juga berasal dari para pemain di sinetron Roman Picisan, yang menargetkan penonton generasi milenial.
Rompis berkisah mengenai kisah Roman (Arbani Yasiz) yang melanjutkan kuliah di belanda bersama dengan Sam (Umay Shahab) dan terpaksa terpisah jarak dengan Wulan (Adinda Azani). Roman dan Wulan awalnya hubungannya baik-baik saja, hingga hadir sosok Meira (Beby Tsabina), seorang mahasiswi yang menjadi sahabat baru Roman di Belanda. Puisi-puisi romantis dari Roman juga enggak mempan nih bikin Wulan yakin akan perasaan Roman, terlebih setelah Roman bikin puisi buat Meira!
Wiro Sableng Pendekar 212
Kalau kamu enggak tahu sinetron Wiro Sableng, mungkin coba bisa tanya mama dan papa kamu, karena sinetron superhero asal Indonesia ini sangat terkenal.
Film yang diproduksi oleh Fox International Production, anak perusahaan dari 20th Century Fox ini diperankan oleh Vino Bastian yang berperan sebaga Wiro Sableng.
Wiro akan menjadi pendekar sakti dan bertarung bersama 2 rekannya, yaitu Anggini (Sherina) dan Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarizi). Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana dan sejak bayi sudah diajarkan oleh gurunya bernama Sinto Gendeng (Ruth Marini). Wiro punya senjata yang bernama Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki tato 212 di dadanya.
(Baca juga : 5 Film Indonesia yang Bercerita Tentang Perselingkuhan. Bikin Sedih!)
Keluarga Cemara
Keluaraga cemara adalah sinetron anak-anak dan keluarga yang tayang di tahun 1996 hingga 2005. Sinetron ini sangat terkenal karena ada banyak nilai keluarga yang terkandung di dalamnya.
Untuk versi film, diperankan oleh Ringgo Agus Rahman sebagai Abah, Nirina Zubir sebagai Emak, Zara JKT48 sebagai Euis, dan Widuri Putri Sasono sebagai Ara. Enggak seperti sinetronnya yang memakai setting tahun 90-an, untuk filmnya dibuat dengan versi modern namun masih fokus ke perjuangan Euis dan keluarganya dalam menghadapi cobaan hidup.
Si Doel The Movie
Sinetron Si Doel Anak Sekolahan akhirnya dibuat versi filmnya setelah bertahun-tahun enggak muncul di layar kaca.
Uniknya, film ini disutradarai dan dibintangi oleh Rano Karno, yang dulu versi sinetron di tahun 1994 berperan sebagai Doel.
Dengan ciri khas kehidupan keluarga Betawi, versi filmnya berkisah mengenai perjalanan Doel (Rano Karno) dan Mandra yang mencari keberadaan Sarah (Cornelia Agatha) di Belanda, setelah Sarah pergi tanpa kabar selama 14 tahun.
Inikah Rasanya Cinta?
Film yang tayang di tahun 2005 ini diadaptasi dari sinetron berjudul Inikah Cinta? yang diperankan oleh Alyssa Soebandono dan Gilbert Marciano. Remaja pada masa itu sangat suka nonton kisah Nadya (Alyssa) yang mengalami jatuh cinta di masa SMA kepada Jadon (Gilbert).
Nah untuk versi film, ceritanya Jason bingung nih mengutarakan perasaannya kepada Nadya, karena Nadya jatuh cinta berat sama artis terkenal bernama Ryan (Fedi Nuril).
(Baca juga : 5 Film Indonesia Tema Bullying Ini Wajib Banget Kita Tonton!)
Di Sini Ada Setan
Sekarang kita memang jarang banget ya lihat ada sinetron genre horror, tapi dulu sinetron Di Sini Ada Setan sangat populer lho! Dipernakna oleh artis-artis remaja, sinetron ini sukses bikin kita ketakutan namun terhibur juga karena cerita yang fresh dan buat anak muda.
Karena kesuksesannya, sinetron ini pun diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama di tahun 2004. Sinopsis filmnya adalah Chocky (Thomas Nawilis) bersama pacarnya, Anya (Nagita Slavina) dan para sahabat pergi ke sbuah danau untuk jalan-jalan. Namun tiba-tiba adik Choky, Lola, menghilang dan banyak kejadian aneh serta misterius yang mereka alami.
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR