Selebgram Awkarin mengatakan kalau dia akan berhenti jadi publik figur dan menjalani kehidupan yang normal.
Lewat unggahan Insta Stories, Awkarin mengatakan kalau dia hanya menggunakan Instagram-nya untuk keperluan endorse yang wajib dia penuhi.
Dia juga mengungkapkan untuk meminta para followers-nya menghormati keputusannya ini.
Sebenarnya, tindakan Awkarin ini ada postifnya lho, girls. Karena buat kita yang selalu buka Instagram atau media sosial lainnya, mungkin kamu pernah merasakan sakit hati karena media sosial ini.
Kayak Awkarin yang berhenti dari Instagram, inialasan media sosial bisa bikin sakit hati!
Baca Juga : Kenali Karakter dan Cara PDKT dari Postingan Gebetan di Media Sosial
Ketika Teman Enggak Mau Berteman di Media Sosial
Meski media sosial memberi warna baru pada hidup kita, tapi kita juga jadi lebih sering mengalami penolakan.
Salah satu bentuk penolakan yang paling sering terjadi di dunia maya adalah saat undangan kita untuk menjadi "teman" di Path atau Facebook diacuhkan, atau saat teman yang kita kenal baik tidak mau menjadi "follower" di Twitter. Hal-hal semacam itu bisa membuat kita sakit hati
Ketika Teman Enggak Suka Posting-an Kita
Seperti halnya di dunia nyata, penolakan ringan yang kita alami di media sosial seperti teman yang enggak mau memberi "like" atau "me-retweet" postingan kita, bisa membuat kita kesal
Baca Juga : 5 Media Sosial Ini Sudah Enggak Ada Tapi Dirindukan Banget. Setuju?
Ketika Kita Dipermalukan di Media Sosial
Lebih jauh, penolakan di media sosial juga bisa meninggalkan rasa sakit yang lebih dalam. Misalnya saja saat mantan pacar mengubah statusnya menjadi "single" di Facebook. Ini bukan cuma menunjukkan ia secara resmi meminta putus, tetapi dengan melakukannya di depan publik, kita akan merasa dipermalukan. Tentu saja rasa sakit hatinya lebih dalam lagi.
Ketika Kita Di-bully
Kita para remaja juga sering kali di-bully di media sosial oleh teman-teman. Bullying semacam ini bisa berdampak sangat menyakitkan. Enggak berbeda sama jadi korban bullying di dunia nyata.
Mempengaruhi Area di Otak
Alasan utama mengapa sebuah penolakan bisa menyakitkan adalah karena area tertentu di otak diaktifkan seperti halnya saat kita mengalami sakit fisik.
Inilah mengapa kita kerap merasa kecewa dan sakit hati saat teman yang selalu kita beri tanda "like" di Facebook" atau Path, enggak membalasnya dengan perlakuan serupa.
Area otak yang aktif tersebut membuat kita merasa enggak berdaya dan sangat sensitif sehingga kita merasa seolah-olah menjadi pecundang. Sebenarnya ini bukan karena kita orang yang emosinya lemah, tetapi otak kita memang didesain seperti itu saat menerima penolakan.
Baca Juga : Enggak Usah Bikin Sensasi! Begini Cara Terkenal Lewat Media Sosial!
Hindari Sakit Hati Karena Media Sosial
Untuk mencegah timbulnya rasa sakit hati yang sebenarnya enggak perlu, mungkin kita perlu mulai melihat sesuatu secara lebih luas.
Misalnya, saat undangan pertemanan kita di Facebook ditolak, jangan langsung sedih. Barangkali ia memang sudah lama tidak masuk ke akunnya karena sedang sibuk.
Atau misalnya di Twitter. Dalam satu jam ada ribuan "kicauan" yang akan membanjiri lini masa. Jadi jangan kaget kalau tweet kita langsung terdorong sehingga enggak sempat dibaca teman.
Walaupun ada seribu alasan untuk merasa ditolak di social media, 99 persennya bukan disebabkan oleh hal yang personal. Mengira-ngira mengapa kita ditolak enggak cuma membuat kita sakit hati tapi juga membuat kita menyimpulkan sesuatu yang salah tentang seseorang.
Akhirnya malah bikin pertemanan di dunia nyata yang baik-baik saja, jadi rusak. Daripada berburuk sangka, mendingan telepon atau ketemu langsung untuk bertanya kabar. Iya enggak, girls?
(Astri Soeparyono)
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR