Cewekbanget.id- Siapa yang tidak ingin menjadi seorang pengusaha sukses yang memiliki usahanya sendiri? Semua pasti menginginkannya.
Tak sedikit pengusaha sukses di dunia yang merintis kesuksesannya sejak masih usia dini.
Dari sekian banyak pengusaha sukses dunia, terselip sebuah kisah seorang anak asal Peru bernama Jose Adolfo Quisocala Condori.
Dalam usianya yang masih 7 tahun, ia sudah mulai merintis usahanya sendiri.
Baca Juga : Pangeran Philip: Jika Pangeran Charles Bertahta, Kerajaan Akan 'Hancur'
Seperti dikutip dari Diariocorreo, Jose mendapatkan ide membangun bank tabungan untuk anak-anak 6 tahun yang sebagain besar adalah teman-temannya.
Hal itu terjadi karena ia menyadari kebanyakan temanya menghabiskan uang mereka untuk memebeli permen atau mainan.
Daripada dihabiskan untuk hal-hal yang sekiranya tidak perlu maka Jose memiliki ide untuk menciptakan bank.
Meskipun usianya masih muda, dia mengerti bahwa menyimpan uang dan mengakses sistem keuangan adalah dua cara yang orang dewasa.
Baca Juga : Intip Keseruan Kakak Chanyeol ‘EXO’ Saat Liburan di Bali Usai Menikah!
Ia juga melihat, melalui bank, orangtuanya memecahkan banyak masalah keuangan dan sosial mereka.
Jadi dia memutuskan untuk menyediakan jasa semacam ini untuk anak-anak juga.
Dia kemudian mulai memikirkan cara agar anak-anak dapat menghasilkan uang tanpa bantuan orangtua, dan mendapatkan timbal balik dari usahanya tersebut.
Jose yakin dengan idenya ini, tetapi ketika dia mengajukan ide bank anak-anak itu kepada gurunya, si guru bilang bahwa anak berusia tujuh tahun tidak akan mampu menangani proyek semacam itu.
"Pada awalnya, guru saya mengira saya gila atau bahwa seorang anak tidak dapat melakukan proyek semacam ini," kenang Jose.
Baca Juga : Yuk Intip! Gaya Rambut Kepang Simple Ala Seleb Kpop Buat Ke Sekolah
"Untungnya, saya mendapat dukungan dari kepala sekolah dan asisten di kelas saya. Saya harus menahan lelucon dan bullying teman-teman sekelas saya untuk pekerjaan yang saya lakukan," tambahnya lagi.
Kemudian ia mendirikan bank yang diberi nama Bartselena Student Bank, di kota kelahirannya Arequipa pada 2012.
Untuk mendapatkan keuntungan dari usaha perbankan tersebut Jose membuat langkah unik di mana anak-anak yang menjadi klien, diminta menyerahkan setidaknya 5 kilogram sampah yang bisa didaur ulang, untuk status keanggotaan.
Baca Juga : 4 Gaya Stylish Prilly Latuconsina dengan Rok yang Cocok untuk Cewek Tubuh Mungil!
Sedangkan untuk setiap penyetoran, klien diminta untuk memberikan setidaknya satu kilogram sampah setiap bulannya, untuk mempertahankan status mereka.
Lalu, untuk melakukan penarikan dari rekening mereka, hanya bisa dilakukan setelah mereka mencapai tujuan dari tabungan mereka, misalnya untuk ongkos membeli sesuatu.
Dengan sampah daur ulang tersebut, Jose bisa menghasilkan uang dan mencapai kesepakatan dengan perusahaan daur ulang lokal yang menawarkan harga lebih tinggi untuk limbah yang didaur ulang.
Antara 2012 dan 2013, Bartselana Student Bank mengumpulkan 1 ton sampah yang dapat didaur ulang dan menghasilkan penghematan untuk 200 anak di sekolahan.
Baca Juga : Bongkar Kabar 12 Zodiak Hari Ini, 17 Oktober 2018. Taurus Lagi Senang Banget!
Bahkan hingga saat ini Bartselana Student Bank juga telah melayani setidaknya 2.000 klien.
Keberhasilan awal proyeknya menarik banyak perhatian, bahkan bermitra dengan bank besar di Peru, untuk membuat layanan semacam ini agar dapat diakses oleh lebih banyak anak.
Namun, kesepakatan itu tidak berjalan sebagaimana yang Jose harapkan sehingga dia memutuskan maju secara independen.
"Saya tidak terintimidasi bertemu dengan para eksekutif bank untuk berbicara tentang bisnis," kata Jose
"Perawatan ini selalu ramah dan, saya jujur, saya merasa lebih nyaman dengan orang dewasa karena mereka memahami proyek yang saya usulkan kepada mereka," kata pengusaha yang kini berusia 13 tahun itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Kisah Jose Adolfo Quisocala Condori, Bocah yang Mendirikan Bank Sendiri saat Usianya Masih 7 Tahun
Source | : | intisari online |
Penulis | : | Ngesti Sekar Dewi |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |
KOMENTAR