Inspiratif, Seorang Anak Tukang Sampah Ini Berhasil Diterima di UGM Tanpa Tes!

By Siti Fatimah Al Mukarramah, Senin, 20 Mei 2019 | 07:47 WIB
Keluarga Alyza Firdaus Nabila (ugm.ac.id)

CewekBanget.ID - Alyza Firdaus Nabila merupakan salah satu dari segelintir siswa berprestasi nan beruntung yang berhasil diterima di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia, yakni Universitas Gajah Mada (UGM) tanpa mengikuti tes.

FYI, Alyza Firdaus Nabila berhasil masuk ke Fakultas Kehutanan UGM lewat jalur SNMPTN undangan, nih!

Di balik prestasinya yang berhasil masuk ke UGM tanpa tes, Alyza juga memiliki kisah inspiratif tentang latar belakang keluarganya.

Alyza terlahir dalam keluarga yang terbatas secara finansial. Sang ayah, Jumari, diketahui bekerja sebagai tukang pengangkut sampah.

Baca Juga: Waspada, 5 Gaya Hidup yang Sering Kita lakukan Ini Ternyata Pemicu Kanker!

Jumari (58), warga Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, itu enggak berhenti mengucap syukur atas keberhasilan anak bungsunya diterima di UGM.

Alyza mengakui dirinya bakal terus belajar, berusaha dan berdoa untuk meraih cita-citanya dan membahagiakan kedua orangtuanya.

Berikut ini ada beberapa fakta terkait Alyza dan keluarganya!

1. Anugerah terindah bagi keluarga Jumari

Jumari dan keluarganya enggak bisa menyembunyikan wajah kebahagiaan saat menceritakan keberhasilan Alyza atau akrab disapa Lyza.

"Sangat bangga dan bersyukur, anak kami Lyza bisa diterima kuliah di UGM. Ini menjadi kebahagiaan tertinggi bagi keluarga kami,” ucap Jumari, seperti dikutip dari rilis resmi Humas UGM, Selasa (14/5/2019).

Pak Jumari enggak henti-hentinya mengucap syukur mengetahui Lyza bisa diterima di UGM.

Air matanya menetes membasahi pipi mengingat perjuangannya dan istri dalam membesarkan anaknya.

Pekerjaan Pak Jumari sebagai tukang pungut sampah

2. Perjuangan Jumari di tengah keterbatasan ekonomi

Jumari teringat bagaimana keluarganya pernah mengalami titik terendah dalam hidup.

Dia menceritakan, anak pertamanya terpaksa harus putus sekolah saat di bangku SMA karena enggak mampu membayar uang sekolah.

Jumari juga sempat menjadi sopir panggilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluargannya.

Tapi, karena usianya yang kian menua, Jumari memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sopir.

Jumari pun memutuskan untuk beralih profesi sebagai menjadi tukang sampah. Dirinya menyewa mobil pick up tua untuk mengangkut sampah.

Setiap dua hari sekali, Jumari dan putra sulungnya berkeliling mengambil sampah ke rumah penduduk di wilayah Piyungan, Yogyakarta.

"Rata-rata per bulannya dari angkut sampah dan usaha cucian sekitar Rp1,5 juta untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Baca Juga: 9 Kumpulan Model Dress Hijab Pink untuk Tampilan Menawan Saat Lebaran!

3. Enggak menyangka anak bungsunya akan kuliah

Kondisi perekonomian yang pas-pasan enggak membuat Jumari berpikir anaknya bisa melanjutkan pendidikan hingga bangku kuliah.

Namun, saat melihat ketekunan Alyza dalam belajar dan melihat prestasi akademis yang baik, Jumari yakin sang anak nantinya dapat memperoleh pendidikan yang layak.

"Benar-benar tidak membayangkan akhirnya Lyza bisa diterima kuliah di UGM," tutur Jumari.

FYI, Jumari beserta istri dan dua anaknya tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil seluas 46 meter persegi di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY.

4. Harapan dan doa sang Ibu

Istri Jumari, Nur Hayati (49) menyampaikan rasa syukur karena anak-anaknya memahami kondisi keluarga dan enggak pernah menutut macam-macam.

Di matanya, Alyza merupakan anak yang tekun belajar dan rajin beribadah.

Sebagai orangtua, dirinya cuma bisa memberikan dukungan dan doa agar apa yang dicita-citakan Alyza dapat terwujud.

"Semoga nantinya Lyza bisa lancar kuliahnya dan menjadi orang berhasil serta berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara," ungkapnya.

5. Selalu berprestasi karena tekun belajar dan berdoa

Alyza mengatakan, udah memiliki keinginan untuk bisa meneruskan pendidikan hingga bangku kuliah sedari kecil.

Meski dengan segala keterbatasan, Alyza berjuang keras untuk bisa mewujudkan cita-citanya.

Salah satu saksi yang hingga kini masih menemani Lyza belajar adalah sebuah meja lipat yang udah usang banget.

Meja itu menemaninya sejak SD saat belajar di rumah setiap harinya.

Lewat ketekunannya dalam belajar, Alyza selalu menduduki peringkat dua besar siswa berprestasi di bangku SD dan SMP, sementara di SMA 1 Sewon Bantul dia selalu meraih peringkat pertama.

Berkat prestasinya, Alyza berhasil masuk UGM tanpa tes dan saat ini mengajukan beasiswa Bidikmisi agar mendapat keringanan biaya pendidikan selama kuliah nantinya.

"Saya hanya terus belajar, berusaha dan berdoa. Jika ada kemauan pasti ada jalannya dan alhamdulillah akhirnya bisa diterima di UGM," tutur Lyza.

Semoga kisah dari Alyza bisa menginspirasi kita untuk tetap semangat menggapai cita-cita ya, girls! (*)

Baca Juga: 6 Model Hijab Ramadan Simpel yang Cocok untuk Buka Puasa Bersama

 

 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Anak Tukang Sampah Diterima di UGM, Masuk Tanpa Tes hingga Kerja Keras Meski Ekonomi Pas-pasan"